1253 Senin, 01 Februari 2016 | 01:52:09

Bisnis Properti Resikonya Paling Minim

bisnis-properti-resikonya-paling-minimrahasiabisnisproperti

Bicara soal bisnis, saat ini banyak orang yang ingin mencoba ke dunia perbisnisan. Mulai dari bisnis makanan, pakaian, dll. Menurut Panangian Simanungkalit, Direktur Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) bahwa bisnis yang mempunyai tingkat resiko paling rendah adalah bisnis properti.

Properti dikatakan memiliki resiko paling rendah dalam berbisnis  adalah jika kita bandingkan dengan instrumen investasi lainnya, seperti; reksadana, bonds, deposito, ataupun saham, maka properti diniliai memiliki risiko paling rendah.

Panangian menjelaskan, terdapat lima risiko investasi yang akan timbul dan mau tidak mau harus dihadapi oleh calon investor apabila akan  membenamkan dananya pada instrumen-instrumen investasi populer.

Lima risiko investasi tersebut antara lain adalah

1 .  risiko bisnis (business risk), didalam hal resiko bisnis     
      untuk bisnis properti cenderung paling sedikit resikonya jika
      dibandingkan dengan deposito karena harga properti akan terus
      naik sedangkan suku bunga deposito turun naik. Meskipun ada
      harga terkoreksi namun volatilitasnya tidak akan sedinamis
      instrumen saham dan reksadana.

2 .  risiko suku bunga (interest risk), dakam hal resiko pada suku
      Bunga untuk saham dan reksadana tingkat resikonya paling tinggi
      Sedangkan untuk properti dan deposito justru tingkat resikonya
       Relatif rendah.

3 .  risiko inflasi (inflation risk),  pada resiko ini deposito dan saham
      adalah yang paling tinggi mengalami resiko sedangkan untuk
      properti masih relatif kecil tingkat resikonya.

4 .  risiko likuiditas (liquidity risk), dalam resiko ini deposito paling
      tinggi mengalami risiko dan satu-satunya risiko yang cukup berat
      untuk sektor properti adalah tidak bisa menjual cepat.

5 .  risiko pasar (market risk), dalam hal risiko pasar hampir sama
       Dengan risiko inflasi.

Tingkat pertumbuhan investasi properti per tahun, bisa mencapai 15 persen sampai 20 persen. Sementara untuk deposito hanya 6 persen hinggai 7 persen,  dan reksadana 10 sampai 12 persen, kemudian untuk  saham hanya 15 persen.

Menurut  Panangian, Ada 4 (empat) hal yang harus diperhatikan oleh para investor sebelum mereka  menanamkan dananya di sektor properti  yaitu

1 . Lokasi
     Lokasi adalah hal yang terpenting  jika ingin membeli properti oleh karena itu lokasi yang dipilih harus strategis dan akses mudah dijangkau dari berbagai arah.

2 . Developer
     Sebelum  membeli properti pastikan properti yang Anda beli  dikembangkan oleh developer tepercaya dan tentunya dengan komitmen tinggi serta rekam jejak yang positif.

3 . Harga jual
     Beli  properti  pada waktu harga jualnya rendah atau ketika ada  penawaran perdana.

4 . Perhatikan dan ikuti progres pembangunannya
     Hal ini penting sebab, semakin maju pekerjaan konstruksinya, akan semakin laju pula pertumbuhan nilai investasi yang ditanamkan.

Sumber: Kompas

📄 View Comment

Bagikan:

Pencarian Referensi