231 Sabtu, 27 Juni 2015 | 11:54:51

Air Di Rusunawa Pesakih Kurang Layak Pakai

Air Di Rusunawa Pesakih Kurang Layak PakaiHousing Estate

Masalah air dikeluahkan oleh para warga rumah rusun sederhana sewa (rusunawa) Desa Pesakih, Daan Mogot, Jakarta Barat. Air yang terdapat pada rusunawa tersebut berwarna keruh dan juga berbau.

Laporan dari salah satu penghuni rusunawa, Ibu Wati menjelaskan bahwa, air yang ada membuat kulitnya terasa gatal-gatal jika digunakan untuk mandi.

“Penghuni rusun disini telah melaporkan hal ini ke pengurus rusun, namun sampai saat ini belum ada tindakan dari para pengurus. Sebelumnya saya tinggal di daerah Kedauang, Kaliangke, Namun di sana terkena gusuran dan akhirnya pindah di sini. Namanya digusur nggak ada barang yang bisa saya bawa, di sini semuanya lebih mahal, tempat kerja suami juga jadi lebih jauh,” paparan Ibu Wati hari Kamis tanggal 25 Juni 2015.

Ibu Wati menempati rusunawa tersebut bersama suami dan ketiga anaknya. Suaminya bekerja sebagai buruh di daerah Jelambar, Jakarta Barat, dan anaknya berusia 16, 11 dan 1 tahun. Keluarga Ibu Wati menempati rusunawa lantar paling dasar dengan harga Rp 281.000 perbulannya dengan ukuran 30 m2. Biaya sewa akan lebih murah keatas, setiap satu lantainya berkurang Rp 6.000.

“Selama enam bulan menyewa rusun, biaya sewa dan listriknya masih dibebaskan, dan mulai bulan depan sudah diharuskan membayar. Pembayarannya dilakukan per empat bulan sekali sebesar Rp 1,2 juta. Karena itu saya belum bisa tahun ini menyekolahkan anak saya yang seharusnya pada tahun ini masuk SMA,” kata Ibu Wati,

Ibu Wati memiliki kerjaan sebagai pembuat sarung bantal hingga keset, dan Ibu Wati menjualnya dari rumah ke rumah. Kerjaan tersebut dilakukannya untuk membantu ekonomi keluarganya.

Setiap penghuni rusun telah menerima kartu ATM Bank DKI untuk melakukan transfer biaya sewa dan lainnya, dan setiap pintu rusun ditempelkan copy kartu keluarga yang berisi seluruh data penghuni, yang bertujuan agar rusun tak berpindah tanggan.

Biaya-biaya yang perlu dikeluarkan oleh para penghuni rusunawa adalah uang sampah Rp 2.000 perhari, dan disetor setiap satu bulan, biaya parkir Rp 60.000 perbulan. Pengakuan dari Ibu Wati, ditempat ini biaya yang dikeluarkan lebih mahal dibanding tempat yang sebelumnya, namun baiknya rusun ini lebih aman dikarenakn tempat resmi. Yang sangat disayangkan adalah airnya kurang layak untuk dikonsumsi.

 

Sumber : Housting Estate

📄 View Comment

Tulis Komentar

4 Komentar

  1. image
    Ignasi Cleto Agustus 29, 12:53

    Usu inani perfecto quaestio in, id usu paulo eruditi salutandi. In eros prompta dolores nec, ut pro causae conclusionemque. In pro elit mundi dicunt. No odio diam interpretaris pri.

    Tanggapi Komentar
Lihat semua komentar

Tulis Komentar

Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat menulis komentar.

Pencarian Berita