Dampak kenaikan Tarif Dasar Listrik di Beberapa daerah
Sudah hampir seminggu sejak Tarif Dasar Listrik (TDL) untuk konsumsi industri secara resmi naik pada 1 Juli 2014 kemarin. Lalu, apa saja fenomena yang terjadi pasca kenaikan TDL ini?
Di Makassar, industri prehotelan yang bersuara keras atas dampak dari peraturan baru ini. Kwandy Salim, Ketua PHRI Makassar mengatakn pengusaha hotel dilema atas kebijakan tersebut. Sebab seharusnya mereka menaikkan harga atas kebijakaknnya, namun tidak jadi karena pada bertepatan pada bulan Ramadhan.
Kemudian pertumbuhan hotel yang di Makassar menyebabkan pengusaha hotel harus bersaing dari sisi harga. Akhirnya alternatif yang akan dilakukan adalah langkah-langkah penghematan seperti menunda pengembangan fasilitas. Bahkan ada kemungkinan melakukan pengurangan karyawan.
Kemudian di Jakarta, Sebuah perusahaan Tekstil PT Roda Vivatex Tbk akan merumahkan 50 tenaga kerjanya secara bertahap. Dirut RDTX Wiriady Widjaja memberikan alasan bahwa kenaikan TDL sejak Mei 2014 lalu dan semakin melemahnya nilai tukar rupiah mengakibatkan perusahaan harus melakukan penghematan. Dan mungkin bila keadaan memaksa akan menutup sementara aktivias produksi.
Sementara di Rembang, kenaikan tarif listrik ini membuat sejumlah UMKM khawatif akan mempengaruhi pendapatan atau keuntungan produksi. Dari kalangan pengrajin batik mengatakan bahwa pasokan listrik bagi perajin batik adalah hal vital, dalam proses produksi peran listrik mencapai 60 persen. Menurutnya kenaikan listrik membuat biaya produksi merangkak naik.
Di lain Pihak Kepala Disperindagkop dan UMKM Kabupaten Rembang, Munthoha mengatakan bahwa kenaikan listrik itu berpengaruh. Hanya saja pengaruhnya tidak signifikan. Pelaku usaha sudah banyak tahu bagaimana mensiasati agar tetap mendapatkan keuntungan.
Usu inani perfecto quaestio in, id usu paulo eruditi salutandi. In eros prompta dolores nec, ut pro causae conclusionemque. In pro elit mundi dicunt. No odio diam interpretaris pri.