Masa Depan Cerah Bagi Perhotelan Myanmar
Myanmar merupakan salah satu negara bagian ASEAN yang pertumbuhan industri perhotelannya lebih lambat dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Hal ini disebabkan oleh aksi pendudukan militer barat atas Myanmar. Wartawan asing juga dilarang untuk memasuki Myanmar.
Sejak tahun 2011 silam, sistem demokrasi yang diberlakukan di Myanmar mulai mengubah perekonomian negara tersebut. Ini dikatakan oleh Andrew Langdon selaku Wakil Presiden Eksekutif Jones Lang LaSalle (JLL) Thailand. JLL merupakan sebuah konsultan properti yang telah mendunia.
"Sejak Myanmar mulai memberlakukan sistem demokrasi pada pemerintahannya di 2011, Yangon menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa dalam kinerja pasar hotelnya yang terus kelebihan permintaan yang melebihi pasokan yang ada," ujarnya.
Dihapuskannya sanksi barat yang telah menguasai Myanmar selama 50 tahun pada tahun 2012 silam telah mendorong peningkatan para wisatawan asing yang berkunjung ke Myanmar.
Banyaknya wisatawan yang datang ke Myanmar tentu berpengaruh postif terhadap sektor pariwisata. Menurut catatan JLL, lonjakan jumlah wisatawan di tahun 2013 sebesar 46 persen juga berpengaruh pada tingkat hunian untuk kelas atas dan mewah yang melonjak sebesar 80 persen dibandingkan tahun 2012 silam.
JLL menyebut segmen yang dibutuhkan oleh industri hotel Myanmar saat ini adalah kelas menengah. Pasokan hotel untuk kalangan atas dirasa sudah mencukupi.
"Ini merupakan masa depan yang cerah bagi industri hotel di Myanmar. Tinggal menunggu investor atau operator hotel yang bersedia meminang mereka," imbuh Langdon.
Saat ini Myanmar tengah mempersiapkan perluasan bandara baru yang direncanakan akan dibuka tahun 2018 mendatang.
Sumber : CNBC
Usu inani perfecto quaestio in, id usu paulo eruditi salutandi. In eros prompta dolores nec, ut pro causae conclusionemque. In pro elit mundi dicunt. No odio diam interpretaris pri.