www.peluangproperti.com

Tampuk pimpinan asosiasi pengembang Real Estate Indonesia (REI) periode 2013-2016 akhirnya dipegang oleh Eddy Hussy. Eddy bersama Hari Raharta Sudrajat menjungkalkan rivalnya, Teguh Kinarto, dengan kemenangan suara 87-83 dari total 175 suara. Lima suara dibatalkan. Dengan hasil tersebut, Eddy Hussy menggantikan Setyo Maharso yang habis masa jabatannya untuk masa kerja 2010-2013. Eddy Hussy sebelumnya aktif dan menjabat Sekretaris Jenderal REI.

Eddy Hussy menjanjikan akan menuntaskan masalah pembiayaan properti terutama perumahan, kebijakan BI dan program lainnya.

"Hal pertama tentu saja akan menyusun pengurus dalam rapat pleno nanti," ujar Eddy.

"Kemenangan ini hanyalah hasil dari sebuah pertarungan. Arena besarnya adalah bagaimana membuat sektor properti lebih kondusif dan tetap menjadi sektor industri yang menarik," katanya lagi.

Ke depan, kata Eddy, REI harus lebih baik dan mampu bersinergi dengan pemerintah terutama menyediakan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), karena disparitas (backlog)  rumah begitu banyak.

"Terlebih, properti sedikit lesu dengan adanya kebijakan BI. Jadi, program utama kami adalah REI bersama-sama pemerintah mendapatkan solusi terbaik memecahkan masalah pembiayaan," imbuh Eddy.

Selain masalah pembiayaan, Eddy juga akan memfokuskan perhatian dalam percepatan penerbitan sertifikat lahan dan rumah. Oleh karena itu, kerjasama dengan BPN akan ditingkatkan.

"Kami akan memperjuangkan agar sertifikat untuk rumah subsidi bagi MBR dipercepat dan jika perlu dibebaskan," janji Eddy.

Sementara Hari Raharta Sudrajat, yang terpilih sebagai Sekretaris Jenderal REI, mengatakan bahwa pekerjaan rumah yang dihadapi REI lebih berat. REI membutuhkan kekuatan untuk bertahan.

"Sebab, tantangannya lebih besar, seperti kebijakan pengetatan uang (tight money policy). Selain itu, kami juga akan lebih mempererat REI Connection, sesama pengurus dan anggota, stake holder, masyarakat dan pemerintah," tandas Hari.


Editor    : Latief
Sumber : Kompas