Lahan Kosong Yogyakarta Jadi Incaran Para Pensiunan Pejabat
kr jogja
Tingginya minat untuk memiliki properti membuat para investor maupun pemilik pribadi. Saat ini banyak sekali para pensiunan pejabat yang menginventasikan uangnya pada bidang properti seperti lahan atau tanah, rumah dan juga ruko.
Seperti yang terjadi saat ini di Yogyakarta, dimana banyak para pensiunan pejabat yang berlomba-lomba membeli tanah untuk investasi mereka. Hal ini mengakibatkan hamper setiap tahunnya daerah Yogyakarta mengalami penyempitan karena adanya peningkatan di sektor properti.
Gubernur D.I Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X menuturkan, setiap lima tahun sekitar 200 hektare (ha) lahan kosong habis dan beralih fungsinya sebagai jalan atau pembangunan properti. Hal ini akan menjadi suatu masalah yang rumit jika tidak segera diatasi.
Sultan menyebutkan, pertumbuhan penduduk dapat diimbangi dengan program mina padi atau terintegrasinya penanaman padi dengan pembudidayaan ikan di atas lahan yang sama.
Sri Sultan juga menambahkan, bahwa dengan wilayah Yogya yang seperti ini dan belum lagi penduduknya kurang lebih sebanyak 3,6 juta dan kepemilikan tanah yang hanya sebesar 0,6 hektar. Maka adanya program menanam tumbuhan padi ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pendapatan bagi masyarakat ekonomi bagi masyarakat setempat.
Para pensiunan pejabat pusat yang dating ke kawasan Yogyakarta, banyak yang ingin membeli tanah dan ingin tinggal di Yogyakarta. Dengan adanya situasi sepeti ini sangat memungkinkan sekali harga tanah di Yogyakarta semakin tinggi dan cukup mahal.
Agar dapat mencegah kepemilikan tanah bagi masyarakat di Yogyakarta tetap ada dan tidak hilang ataupun habis, dari muali tiga tahun yang lalu pemerintah DIY melakukan moratorium pengembangan hotel dan apartemen. Dirinya Sultan memberikan peringatan kepada pemerintah daerah untuk tidak memikirkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) hanya dengan membuka lebar-lebar perizinan pembangunan properti.
Sumber : Okezone
Usu inani perfecto quaestio in, id usu paulo eruditi salutandi. In eros prompta dolores nec, ut pro causae conclusionemque. In pro elit mundi dicunt. No odio diam interpretaris pri.