232 Sabtu, 12 September 2015 | 11:53:40

Di Jakarta Krisis Rumah Murah

Di Jakarta Krisis Rumah Murahkompas

Himawan Arief Sugoto, Direktur Utama Perum Perumnas mengatakan bahwa menipisnya ketersediaan lahan di kota Jakarta adalah sebagai salah satu penyebab mahalnya harga rumah di Jakarta. Di tengah kota tepatnya di dekat pusat perkantoran atau kegiatan ekonomi saat ini terdapat pembangunan perumahan rakyat berbentuk Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) dimana harga lahannya bisa dikatakan masih tergolong murah yaitu sebesar Rp 8-9 juta/meter, namun sayangnya untuk mendapatkan harga seperti ini sudah sangat langka di kota Jakarta.

Sekarang ini Perumnas hanya mengandalkan lahan yang berlokasi di daerah Cengkareng, Jakarta Barat, Sentra Timur, Jakarta Timur, dan di wilayah Kemayoran, Jakarta Pusat. Untuk tahun ini sedang berlangsung pembangunan rusunami oleh  Perumnas di wilayah Cengkareng, Jakarta Barat.

Pada umumnya harga tanah merupakan salah satu faktor utama dalam membentuk harga rumah. Saat ini kebanyakan  pengembang dari pihak swasta lebih memilih untuk membangun rusun komersial atau apartemen dengan harga pasar.  Mengingat harga tanah di Ibu Kota Jakarta sudah terlampau tinggi, sehingga apabila akan membangun rumah murah sangat sulit sekali untuk menentukan harganya.

Sekarang ini untuk cadangan-cadangan tanah yang tersisa telah  dikuasai oleh para pengembang besar swasta.  Persediaan lahan Perumnas ada sebanyak 2.000 hektar di seluruh di Indonesia, untuk  pengembang besar di Jakarta saat ini masih memiliki stok lahan.

Pengembang swasta pada umumnya orientasi pada pembangunan komersial, dengan begitu  bentuknya sudah pasti bukan rumah susun sederhana, tetapi apartemen. Karena itu harganya sudah pasti tidak terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Ketersediaan tanah  di Kota Jakarta  sudah sangat terbatas hal ini dikarenakan semakin padatnya hunian dan perkantoran yang ada di ibu kota. Hal ini dapat disiasati yaitu dengan cara memanfaatkan tanah-tanah negara yang tersebar di berbagai Kementerian dan Lembaga yang terletak di Ibu Kota Jakarta, dan termasuk juga Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Dalam hal ini di butuhkan ada peran aktif pemerintah pusat dan pemerintah daerah di dalam hal penyediaan tanah. Presiden sebaiknya dapat memimpin langsung program penyediaan hunian bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di wilayah Jakarta dan seluruh wilayah yang ada di Indonesia.

Perumnas sangat mengharapkan agar pemerintah dapat membantu perumnas dalam mengumpulkan tanah sebanyak-banyaknya lalu barulah kemudian dibangun rusun-rusun dengan harga murah. Lokasi rusun tersebut harus di pusat kota sebab , jangan sampai orang bekerja di Jakarta tetapi  harus tinggal minggir jauh dari Jakarta hanya karena harga rumah di Jakarta mahal sehingga tidak terjangkau bagi MBR.

Himawan, menuturkan bahwa sekarang justru yang terjadi rusunami yang dibangun oleh Perumnas kebanyakan minggir dari Kota Jakarta seperti  di daerah Bekasi, Karawang, dan Bandung, serta kota-kota lainnya di Indonesia. Tidak hanya Perumnas, BUMN yang melakukan pembangunan rusunami tetapi  pengembang lain seperti PT PP juga membangun rusunami di pinggir Jakarta  yakni di Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat.

Pembangunan rusunami yang dibangun oleh Perumnas di Cengkareng telah terbangun sebanyak 18 tower apartemen atau rusun murah yang jumlahnya mencapai  sekitar 5.400 unit.

Hunian vertikal tersebut akan dipasarkan dengan harga Rp 186 juta sampai Rp 370 juta per unit. ‎Tetapi saat ini prosesnya masih terhambat oleh perizinan yang hingga saat ini belum tuntas di Pemda DKI Jakarta. Oleh karena itu  permintaan atas pemesanan  masyarakat sangat tinggi sehingga untuk sementara waktu terpaksa dihentikan.

Rencana dari proyek 2 tower Rusunami Perumnas yang berkapasitas sekitar 500 unit di atas tanah seluas 1,1 hektare , yang lokasinya berdekatan dengan stasiun KRL Tanjung Barat  dapat dipastikan akan di batalkan. Apartemen dengan kisaran harga Rp 187 sampai 200 juta-an, kabarnya tidak mendapat izin dari kementerian perhubungan (kemenhub) sebagai pemilik lahan.

Sumber : detik


📄 View Comment

Tulis Komentar

4 Komentar

  1. image
    Ignasi Cleto Agustus 29, 12:53

    Usu inani perfecto quaestio in, id usu paulo eruditi salutandi. In eros prompta dolores nec, ut pro causae conclusionemque. In pro elit mundi dicunt. No odio diam interpretaris pri.

    Tanggapi Komentar
Lihat semua komentar

Tulis Komentar

Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat menulis komentar.

Terkini

Selengkapnya

Referensi

    Tidak ada artikel terkait

Pencarian Berita