Tingginya Harga Properti Pengaruhi Harga Tanah Di Tangsel
lifull
Banyaknya proyek pembangunan properti di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, di karenakan tingginya permintaan akan tempat tinggal, dan properti komersial, hal ini mempengaruhi harga lahan di Tangerang Selatan. Pasalnya perkembangan di wilayah Tangerang Selatan dinilai sudah tidak dapat dikendalikan sebab sangat bergantung pada mekanisme pasar yang ada.
Ali Hanafia, Prinsipal Li Realty mengatakan tingginya harga lahan, seperti di Jalan Raya Serpong, dan Jalan Raya Pahlawan Seribu, merupakan urat nadi wilayah Tangerang Selatan, dan harga disana telah melebihi harga lahan di kawasan-kawasan tertentu sekitar Jakarta.
Menurut Ali, harga lahan komersial di Jalan Raya Serpong dan Jalan Pahlawan Seribu telah mencapai angka sekitar Rp 10 juta sampai Rp 25 juta per meter persegi. Harga tersebut jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga lahan di kawasan Pulogebang, Jakarta Timur dimana di wilayah tersebut harga masih berkisar Rp 10 juta sampai Rp 15 juta per meter persegi.
Lokasi-lokasi lainnya di bilangan Tangerang Selatan seperti Pamulang, dan Ciputat, walaupun harga lahan diwilayah tersebut masih lebih rendah sekitar Rp 2 juta sampai Rp 10 juta per meter persegi, dan Rp 5 juta sampai Rp 15 juta per meter persegi, tetapi kendati demikian harga tersebut terus bergerak naik.
Ali berpendapat bahwa pergerakan harga tanah di kedua wilayah tersebut, akan semakin agresif ketika konektivitas jaringan dan model transportasi yang memiliki tema park and ride berdiri dan terhubung dengan stasiun utama mass rapid transit (MRT) Jakarta di Lebak Bulus.
Menurut Ali , Ciputat merupakan wilayah Tanggerang Selatan yang paling dekat dengan kota Jakarta. Sehingga, kemungkinan harga lahan dan kenaikan harga properti akan berangsur naik sangat terbuka.
Ali juga menjelaskan naiknya harga lahan juga dapat dipengaruhi oleh berbagai factor yakni seperti kelengkapan fasilitas, dan infrastruktur kota. Wilayah Tangerang Selatan menurut Ali, telah bertransformasi menjadi kota mandiri dan mampu memindahkan sebagian kepadatan Jakarta ke wilayah ini.
Pernyataan ini ditandai dengan banyaknya warga yang beraktivitas dan bekerja di dalam wilayah Tangerang Selatan. Banyaknya gedung-gedung perkantoran yang bertengker di wilayah pengembangan komersial Alam Sutera, Gading Serpong, BSD City, dan juga Bintaro Jaya adalah suatu bukti bahwa Tangerang Selatan telah mampu menampung sedikit beban yang ada di kota Jakarta.
Demikian juga halnya dengan fasilitas-fasilitas lainnya seperti sekolah, perguruan tinggi, pusat belanja, pusat olahraga, kawasan industri, dan pergudangan. Fasilitas-fasilitas ini, menurut Ali, menjadikan kawasan Tangerang Selatan sebagai penyangga kota Jakarta.
Sumber : kompas
Usu inani perfecto quaestio in, id usu paulo eruditi salutandi. In eros prompta dolores nec, ut pro causae conclusionemque. In pro elit mundi dicunt. No odio diam interpretaris pri.