155 Senin, 08 September 2014 | 11:54:31

Korban di Perang Tarif Perhotelan

Korban di Perang Tarif PerhotelanBangunan hotel di Bandung - hotelmurahdibandung

Bisnis perhotelan yang dipandang sangat menguntungkan membuat para pemain properti ramai-ramai terjun ke bisnis ini. Akibatnya pertumbuhan hotel di kota wisata seperti Bali, Bandung menjadi semakin penuh sesak diikuti dengan perang harga yang sengit.

Di Bandung contohnya, bangunan hotel kelas bintang tiga sudah sangat ramai. Ali Tranghanda dari Indonesia Property Watch mengatakan Hotel tersebut dikembangkan dari berbagai investor, seperti pengembang swasta, BUMN, dan pamain baru yang memiliki modal yang coba-coba menjajaki bisnis tersebut.

Harga tanah yang semakin melejit tinggi, banyaknya hotel muncul dan kemerosotan tingkat hunian dianggap sebagai penyebab perang tarif tersebut. Dengan kondisi ini, Indonesia Property Watch menilai tingkat investasi hotel menjadi tidak layak untuk bertahan dalam jangka panjang.

Ketua DPD PHRI Jawa Barat, Herman Muchtar mengatakan pemotongan tarif adalah sebagai berikut. Yang tadinya Rp 600 ribu permalam menjadi Rp 350 ribu - Rp 400 ribu permalam. Sedangkan hotel kelas bawahnya memasang tarif sangat murah, hanya Rp 100 ribu - Rp 200 ribu permalam.

Menurut Herman, pertumbuhan hotel yang tinggi ini disebabkan bebasnya perizinan hotel. Orang asal memiliki modal dengan mudah bisa membangun hotel, padahal tidak adanya kecakapan di sektor perhotelan.

Perang tarif ini bahkan mengakibatkan tidak sedikit korban. IPW mencatat Paling tidak ada 8 hotel di Bandung dan 12 hotel di Bali yang siap melego asetnya dengan harga bersahabat.

Untuk itu, Ali menyarankan kepada pengembang perhotelan untuk lebih dapat memiliki konsep dan tidak bersaing secara frontal dengan pasar hotel pada umumnya. Banyak produk-produk hotel lainnya, seperti berbentuk vila dapat menjadi pilihan dalam memenangkan persaingan. Kemudian, bisa juga memilih segmen atas daripada menyasar segmen menengah dengan membangun hotel budget. Celah pasar segmen atas menurut Ali ternyata masih menjanjikan karena belum jenuh. Walaupun demikian, tetap berhati-hati dengan melihat peta persaingan yang ada.

Sumber : Kompas, IndonesiaPropertyWatch

📄 View Comment

Tulis Komentar

4 Komentar

  1. image
    Ignasi Cleto Agustus 29, 12:53

    Usu inani perfecto quaestio in, id usu paulo eruditi salutandi. In eros prompta dolores nec, ut pro causae conclusionemque. In pro elit mundi dicunt. No odio diam interpretaris pri.

    Tanggapi Komentar
Lihat semua komentar

Tulis Komentar

Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat menulis komentar.

Terkini

Selengkapnya

Referensi

    Tidak ada artikel terkait

Pencarian Berita