Harga Lahan Naik 15 Persen Karena Tol
beritarayaonline
Tidak dapat dibantah bahwa pembangunan infrastruktur bisa menstimulasi perkembangan sebuah area. Termasuk sektor propertinya. Apalagi, dengan adanya jalan bebas hambatan atau toll road. Jalan tol umumnya mampu menaikan harga lahan dan properti di sekitarnya.
Hendra Hartono selaku CEO Leads Property Indonesia membenarkan hal tersebut seiring beroperasinya JORR W2 seksi Ciledug-Ulujami yang adalah bagian dari segmen Kebon Jeruk-Ulujami pada 22 Juli 2014 mendatang, kepada Kompas.com, Minggu (20/7/2014).
Hendra berujar, koridor Kebon Jeruk-Ulujami akan menyaingi koridor S Parman-Gatot Soebroto dan MT Haryono. "Yang membedakan mungkin hanya fasilitas transportasi umum. Di sini tidak ada jalur busway karena pinggir tol JORR W2 masih sempit. Jadi sudah waktunya jalan lokal tersebut dilebarkan," kata Hendra.
Selanjutnya Hendra mengungkapkan bahwa kenaikan harga di ruas Kebon Jeruk-Ulujami bisa sebanding dengan S Parman-Gatot Soebroto-MT Haryono, yaitu sebesar 10 persen per tahun. Maka dari itu, seharusnya posisi aktual saat ini, harga lahan dan properti di Kebon Jeruk-Ulujami sudah separuh nilai lahan dan properti di S Parman-Gatot Soebroto-MT Haryono.
"Kalau transaksi aktif kenaikan harganya bahkan bisa sampai 15-20 persen per tahun. Tapi, kita ambil rerata saja, jadi 15 persen per tahun dalam 10 tahun terakhir," tutur Hendra.
Ada pula harga lahan aktual di area Kebon Jeruk, Puri Indah dan Puri Kembangan sudah mencapai Rp 10 juta - Rp 15 juta per meter persegi. Sementara di segmen selatan Bintaro, Veteran, dan Ulujami mencapai Rp 7 juta - Rp 12 juta per meter persegi.
Harga properti di area Kebon Jeruk, Puri Indah dan Puri Kembangan mencapai Rp 25 juta - Rp 35 juta per meter persegi. Dan di arah selatan sekitar Rp 15 juta - Rp 20 juta per meter persegi.
Seandainya area Kebon Jeruk-Ulujami ditata lebih komprehensif dengan fokus pada pengembangan kawasan terpadu yang ditunjang dengan jaringan transportasi dan jaringan arterial selain jalan tol, maka kenaikan bisa lebih tinggi.
Hendra menganjurkan jalan lokal dan jalur busway tidak saling memotong dan tumpang tindih. Serupa dengan ramp masuk keluar tol. "Seharusnya tidak dibuat mirip dengan yang sekarang terjadi di koridor S Parman-Tomang-Grogol. Itu benar-benar tidak terencana. Jangan sampai ini terulang di Kebon Jeruk-Ulujami," jelas Hendra.
Sumber: Kompas
Usu inani perfecto quaestio in, id usu paulo eruditi salutandi. In eros prompta dolores nec, ut pro causae conclusionemque. In pro elit mundi dicunt. No odio diam interpretaris pri.