www.peluangproperti.com

Kinerja Perhotelan Indonesia unggul dibandingkan dengan  Thailand .  Hal ini berdasarkan pencapaian perhotelan di Jakarta dan Bangkok sebagai masing-masing ibukota dari kedua negara tersebut. Jakarta mengungguli Bangkok dalam hal penandatanganan kontrak kerja sama antara pemilik properti dan jaringan hotel internasional yang mencapai  11 persen dibandingkan dengan Bangkok yang hanya 5 persen. Hal yang sama juga terjadi di pembukaan hotel baru dimana di Jakarta sebesar 7 persen sedangkan Bangkok hanya 5 persen.

Inilah alasan dibalik pertumbuhan perhotelan di Indonesia khususnya di Jakarta menurut Krishnadi, selaku Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jakarta.

Pertumbuhan positif bagi ekonomi makro

"Selama ekonomi tumbuh positif, maka kegiatan bisnis terus aktif. Praktisi dan profesional bisnis ini tentu saja membutuhkan fasilitas akomodasi. Selain itu, wisatawan juga akan bergerak dengan perjalanan ulang alik ke tempat-tempat tujuan wisata Jakarta dari daerahnya masing-masing ikut berkontribusi terhadap pertumbuhan sektor perhotelan," papar nya, Selasa (13/5/2014).

Pemilihan hotel yang dekat dengan pusat aktivitas untuk menghindari kemacetan

"Inilah yang membuat pembangunan hotel di beberapa kawasan Jakarta marak terjadi, contohnya di koridor Wahid Hasyim, Cawang, Gatot Subroto, Mangga Besar, dan lain sebagainya," imbuh Krishnadi.

Tawaran low buget

Hotel low budget atau hotel murah kian banyak bermunculan. Tercatat sekitar 35 merek hotel murah dan 50 merek skala menengah berada di Jakarta. Tidak hanya itu, tiket ekonomi yang disediakan oleh maskapai penerbangan juga turut mendorong pertumbuhan ini.

Berdasarkan data STR Global dan Horwath Hotel,  perhotelan di Jakarta mencapai tingkat penghunian kamar (TPK) naik sebesar 11,5 persen,  pendapatan per kamar yang tersedia (revenue per available room/RevPAR)  naik sebesar 12,2 persen ; rerata tarif harian (average daily rate/ADR) juga naik sebesar 11,2 persen menjadi Rp 1,18 juta per malam.

Sumber : Kompas