Lokal Berkuasa di Bali dan Bandung
Konten lokal masih berkuasa di daerah Bali dan Bandung. Ini terlihat dari banyaknya pengunjung pada gerai-gerai lokal yang tersebar di semua spot wisata di Bali. Hal yang sama juga terjadi di Bandung. Factory outlet atau gerai-gerai pakaian lokal dan makanan tradisional di Bandung lebih banyak dicari orang ketimbang pusat-pusat belanja modern.
Hal ini justru tidak ditemukan di tempat lain. Diperlukan kejelian pengembang yang tidak hanya memperhatikan jumlah populasi, melainkan juga purchasing power, kondisi lingkungan, dan pasar secara umum.
"Jika tidak ada diferensiasi alias mengusung konsep pusat belanja yang sama, bukan tidak mungkin terjadi kanibalisme. Ini seperti yang terjadi di pusat-pusat belanja Transmall Makassar, sekadar menyebut contoh. Membangun pusat belanja bukan cuma konstruksi big box, tapi juga pengelolaan tenancy mix," ujar Soany Gunawan , Associate Director Research and Advisory Cushman & Wakefield Indonesia.
Umumnya pusat belanja modern di Bali dan Bandung yang banyak dikunjungi atau yang masuk dalam kategori berumur panjang adalah yang mengusung konsep spesifik dengan diferensiasi pada rancangan arsitektural yang unik. Bali Beach Walk (Bali), Paris Van Java Mall dan Cihampelas Walk (Bandung) masuk dalam kategori tersebut. Tingkat okupansi ketiganya yang mencapai di atas 90 persen.
Oleh karena itu, Bali dan Bandung disebut Soany sebagai daerah yang belum "terintimidasi" secara masif oleh dampak globalisasi peritel.
Sumber : Kompas
Usu inani perfecto quaestio in, id usu paulo eruditi salutandi. In eros prompta dolores nec, ut pro causae conclusionemque. In pro elit mundi dicunt. No odio diam interpretaris pri.