Perkembangan Properti di Palembang
Palembang, Sumatera Selatan, lekat dengan sektor perkebunan dan pertambangan. Kedua sektor ini yang menjadi pendorong utama pertumbuhan properti di Palembang. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh para pengembang. Sebut saja PT Ciputra Asrigriya sebagai pengembang CitraGrand City.
"Kebutuhan hunian tak pernah turun. Bahkan terus bertambah dari tahun ke tahun. Inilah yang memicu kami meningkatkan target penjualan tahun ini sebebsar 20 sampai 30 persen lebih tinggi ketimbang pencapaian tahun 2013 lalu. Pasar sangat menjanjikan," papar Gunadi Wirawan, General Manager CitraGrand City Palembang, Selasa (8/4/2014).
"Para pemilik perkebunan dan pertambangan batubara adalah pembeli rumah-rumah kami seharga Rp 1 miliar hingga Rp 3,2 miliar. Sedangkan para karyawannya membeli rumah dengan harga Rp 400 juta-Rp 1 miliar," ungkap Gunadi.
Dari tahun 2008 sampai saat ini CitraGran City telah memproduksi sebanyak 1.200 unit dimana 180 unit terjual tahun lalu. CitraGrand City menawarkan varian rumah dengan rentang harga cukup luas, mulai Rp 300 juta hingga Rp 3,2 miliar dengan ukuran 6 x 15 meter persegi sampai 400 meter persegi. Adapun produk terbaru yang sedang mereka pasarkan saat ini adalah Eco Park, yang dikembangkan secara bertahap dengan klaster Summer Meadow untuk kalangan menengah dan Autumn Forest untuk kalangan atas
"Dari total lahan garapan seluas 250 hektar, kami telah membangun 50 hektar. Saat ini tengah dikerjakan berbagai fasilitas pelengkap seperti driving range," tambah Gunadi.
Untuk hunian di kelas bawah ada PT Cipta Sara Usaha yang mematok harga Rp 275 juta untuk tipe 36/105 dan Rp 330 juta untuk tipe 45/120.
Tidak hanya kebutuhan hunian bagi pemilik dan karyawan di kedua sektor tersebut namun aktivitas bisnis yang terus bergerak dinamis, juga membuat pengembangan pusat belanja dan perhotelan tak kalah masif. Inilah yang dimanfaatkan oleh Lippo Karawaci. Mereka tidak hanya mengakuisisi Palembang Square dari PT Bayu Jaya Lestari Sukses namun juga tengah mengembangkan Palembang Square Extension, Sekolah Pelita Harapan, dan juga Rumah Sakit Siloam, dimana ketiganya tahun ini akan segera beroperasi menyusul Hotel Aryaduta yang telah lebih dulu ada.
Sinarmas Land Group pun tak mau ketinggalan.
"Kami memastikan Sinarmas Land Group masuk pasar Palembang. Saat ini sedang tahap pematangan desain rencana induk," ujar , Panji Himawan , Head of Corporate Communication Sinarmas Land Group.
Kenaikan harga
Masuknya para pengembang di Palembang, tak ayal membuat harga lahan dan property di kota ini ikut terdongkrak naik. Harga lahan di daerah pinggiran seperti Talang kelapa misalnya, sudah mencapai 3,5 juta hingga Rp 5,5 juta per meter persegi, sedangkan untuk lokasi CBD Palembang menembus angka Rp 25 juta hingga Rp 40 juta per meter persegi.
"Tingginya harga lahan ini memicu melesatnya harga properti. Lima tahun lalu, harga rerata masih berada pada kisaran Rp 500 juta per unit. Kini sudah berada pada posisi Rp 1 miliar per unit," kata Ali Sya'ban Ketua DPD REI Sumatera Selatan.
Ini diamini oleh Budi Gozali, Direktur Lippo Group
"Terbuka peluang bagi kami untuk mengisinya dengan properti komersial yang sebelumnya tak ada di kota ini. Kami masuk karena daya beli masyarakat Palembang sesuai ekpektasi. Terbukti harga propertinya juga sudah sampai pada taraf mengejutkan," papar Budi.
Pasar properti Palembang akan terus bergerak dinamis, terlebih lagi pasokan dianggap masih belum dapat memenuhi kebutuhan.
Sumber : Kompas
Usu inani perfecto quaestio in, id usu paulo eruditi salutandi. In eros prompta dolores nec, ut pro causae conclusionemque. In pro elit mundi dicunt. No odio diam interpretaris pri.