212 Selasa, 01 April 2014 | 10:45:02

Kemayoran Bisa Jadi Alternatif Hunian

Kemayoran Bisa Jadi Alternatif Hunian

Untuk saat ini, Kemayoran di Jakarta Pusat, memang belum menjadi incaran investor properti maupun masyarakat pencari hunian untuk dijadikan tempat tinggal. Namun, kurang dari lima tahun lagi, kawasan ini bakal mengalami ledakan properti dan masa depan yang menjanjikan. Demikian dikemukakan Hendra Hartono, CEO Leads Property Indonesia, mengenai masa depan kawasan Kemayoran sebagai pusat bisnis dan hunian baru di Jakarta, Sabtu (29/3/2014).

Dengan keunggulan berupa sarana dan prasarana yang telah tersedia, lanjut Hendra, Kemayoran seharusnya bisa menjadi kawasan yang menjanjikan. Pasalnya, lokasinya sangat strategis, punya aksesibilitas langsung ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta, pelabuhan Tanjung Priok, dan jalan tol dalam kota dan luar kota serta terkoneksi dengan jaringan transportasi publik.

Demikian pula dengan utilitas yang sudah terbangun, seperti jaringan listrik, dan air bersih, jaringan telekomunikasi sebanyak 20.000 satuan sambungan telepon, serta jaringan komunikasi berbasis serat optik, menambah kesiapan Kemayoran sebagai kawasan masa depan.

Betapa tidak, meskipun belum dimanfaatkan seluruhnya, lahan-lahan di kawasan ini, khususnya dalam area Kota Bandar Baru Kemayoran, sudah dikuasai para pengembang kakap. Pengembang besar macam Agung Sedayu Group, Pikko Land Group, Central Cipta Murdaya Group, dan beberapa pengembang menengah seperti Hutama Karya Realtindo yang memiliki konsesi pengelolaan, punya rencana besar membangun properti komersial.

Bukan sekadar properti komersial, melainkan terintegrasi dengan sistem transportasi publik, pusat bisnis, dan pusat perdagangan skala internasional. Central Cipta Murdaya, contohnya. Mereka memiliki rencana membangun pusat bisnis baru seluas 44 hektar, bertajuk CBD Kemayoran. Di dalam CBD Kemayoran ini, nantinya akan dikembangkan kompleks perkantoran sekelas World Trade Center yang sudah mereka bangun di kawasan Sudirman, apartemen, hotel berklasifikasi bintang lima, fasilitas hiburan, dan rekreasi.

Tak main-main, kebutuhan dana untuk mewujudkan "Marina Bay Sands" versi Indonesia itu senilai Rp 80 triliun. Besarnya kebutuhan dana ini, memaksa Central Cipta Murdaya menjalin aliansi strategis dengan berbagai lembaga investasi asing, di antaranya Hongkong Land. Saat ini, properti yang sudah mereka operasikan, adalah Jakarta International Expo.

Sementara Agung Sedayu Group mengembangkan kompleks apartmen dengan nilai jual panorama lapangan golf Kemayoran. Proyek mereka dinamakan The Mansion @ Dukuh Golf Kemayoran. Menyusul kemudian adalah Hutama Karya Realtindo yang meneruskan konsesi pengelolaan Rajawali Apartment.


Nah, mumpung belum bertransformasi menjadi incaran investor, sudah saatnya kawasan ini dilirik dan dipertimbangkan. Terlebih bagi Anda yang masih mencari hunian dengan harga terjangkau namun masih berada di tengah kota Jakarta, maka Kemayoran layak menjadi pilihan.


Menurut data terbaru Colliers Interrnational Indonesia, saat ini setidaknya terdapat 1.548 unit apartemen yang tengah dibangun dan akan diserahterimakan pada 2015-2016 mendatang. Unit-unit apartemen tersebut berasal dari proyek The Royal Springhill untuk menara Magnolia dan Marygold, serta The Mansion at Dukuh Golf untuk menara Aurora, dan Bellavista.

Harga apartemen tersebut terhitung terjangkau, karena masih berada pada level di bawah Rp 30 juta per meter persegi. Bahkan, apartemen yang akan dibesut oleh PT Hutama Karya Realtindo, dipasarkan dengan harga di bawah Rp 20 juta per meter perseg dengan ukuran studio 24 meter persegi, satu kamar tidur, dua kamar tidur, dan tiga kamar tidur.

Putut Ariwibowo, Direktur Utama PT Hutama Karya Realtindo,  mengatakan, apartemen yang berada di situs pengembangan Rajawali Apartment tersebut, akan dipasarkan dengan harga perdana Rp 15 juta hingga Rp 20 juta per meter persegi.

"Kami akan memulai pembangunan dua menara kembar tahun ini. Sementara dua menara kembar sebelumnya dari hasil akuisisi, yakni Chrysant Tower sudah terjual habis. Saat ini di pasar seken, harganya mencapai Rp 30 juta per meter persegi," urai Putut.

Minimnya jumlah pengembangan apartemen di Kemayoran, lanjut Putut, sejatinya menjanjikan peluang bagi terciptanya pertumbuhan harga lebih pesat. Ini dimungkinkan karena gelombang permintaan kian menguat, sementara pasokan cenderung terbatas.

Sedangkan PT Pikko Land Development Tbk., berharap dapat memulai kontribusinya menjadikan Kemayoran sebagai destinasi investasi favorit baru, tahun ini juga. Corporate Public Relation PT Pikko Land Development Tbk., Paulus Hasto, memastikan hal tersebut.

"Di lapangan (lokasi pengembangan, red), kami sudah memasang pagar baru dengan citra desain proyek kami," ujar Paulus, Sabtu (29/3/2014).

Megaproyek yang bakal mereka bangun adalah Grand Kemayoran. Meski masih nama sementara, namun proyek ini merupakan superblok yang membutuhkan investasi besar dan pengembangan jangka panjang. Pasalnya, lahan Grand Kemayoran lumayan luas, yakni 26 hektar. Di dalamnya, terdapat beberapa blok peruntukan residensial vertikal, blok perkantoran dan blok pusat belanja serta blok hotel dengan klasifikasi bintang 4 dan lima.

Grand Kemayoran menempati Blok C7, C9, B2, B3, B7, dan B8. Tahap pertama yang akan dibangun adalah properti multifungsi berupa apartemen, hotel, pusat belanja, dan rumah sakit. Rencananya, PT Pikko Land Development Tbk., akan berkolaborasi dengan PT Lippo Karawaci Tbk. 

Data Colliers International Indonesia memperkuat sinyalemen tersebut. Dari total 30.000 unit apartemen baru yang masuk dalam pipa pengembangan 2014-2016, Kemayoran hanya berkontribusi kurang dari 5 persen.

Sumber : Kompas






 



📄 View Comment

Tulis Komentar

4 Komentar

  1. image
    Ignasi Cleto Agustus 29, 12:53

    Usu inani perfecto quaestio in, id usu paulo eruditi salutandi. In eros prompta dolores nec, ut pro causae conclusionemque. In pro elit mundi dicunt. No odio diam interpretaris pri.

    Tanggapi Komentar
Lihat semua komentar

Tulis Komentar

Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat menulis komentar.

    Berita Terkait

    Tidak ada artikel terkait

Terkini

Selengkapnya

Referensi

    Tidak ada artikel terkait

Pencarian Berita