Pembongkaran (lagi) Vila Liar di Puncak
Pemerintah Kabupaten Bogor akan kembali melakukan proses eksekusi dan pembongkaran vila dan bangunan liar di kawasan Puncak, Kecamatan Ciasarua dan Megamendung, setelah musim cuaca membaik dan musim hujan selesai.
"Kami akan kembali membongkar vila-vila liar setelah musim hujan selesai," kata Bupati Bogor, Rachmat Yasin, seusai mendampingi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, meninjau langsung lokasi pembangunan waduk di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Selasa (4/2/2014).
Pria yang akrab dipanggil RY ini mengatakan, dengan kondisi cuaca dan musim hujan seperti yang terjadi saat ini, jajaranya tidak memungkinkan untuk melakukan pembongkaran karena terlalu beresiko.
"Vila-vila yang akan dibongkar kan lokasinya masuk ke dalam-dalam jadi tidak memungkinkan saat ini jika masuk alat berat, karena dikawatirkan akan terjadi pergeseran," kata dia.
Menurut dia, target awal vila yang akan dirobohkan itu berjumlah 93 vila liar dari 31 pemilik,
"Ada 93 bangunan yang dimiliki 31 pemilik dari 400 bangunan yang sudah terindentifikasi dan pemilik villa tersebut bukan warga Bogor," kata Rachmat.
Menurutnya, sebagian besar vila ilgal yang dibongkar itu akan dikembalikan sebagai wilayah resapan, salah satunya pembongkaran vila dan bangunan liar.
"Kita awali dengan pembongkaran vila dan bangunan liar yang sudah dilakukan sejak Nopember 2013 lalu. Lokasi bekas vila dan bangunan liar akan dikembalikan menjadi kawasan resapan air, sehingga hujan di hulu tidak langsung mengalir ke sungai Ciliwung," ujar Rachmat.
Nasib masyarakat sekitar vila
Puluhan penjaga vila di Kawasan Puncak mengaku resah dengan rencana Pemerintah Kabupaten Bogor dan Pemprov DKI Jakarta yang akan mengeksekusi dan membongkar ratusan vila dan bangunan bodong di dua Kecamatan yakni Cisarua dan Megamendung.
Bahkan ratusan penjaga vila di kawasan puncak mengusulkan seandainya Pemkab Bogor memberikan legalitas untuk pengurusan atau menangguhkan pembongkaran. Sebagian pemilik dan penjaga villa mengusulkan legalitas bisa diurus sehingga bangunan tidak dibongkar.
Koordinator Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) Puncak, M Teguh Mulyana. mengatakan, ratusan warga yang menggantungkan perkonomiannya dengan menjaga vila di Puncak was-was dengan rencana pembongkaran vila yang akan dilakukan petugas Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor.
"Kami was-was karena akan kehilangan pendapatan kami," katanya, Selasa (4/3).
Soalnya, kata Teguh, pasca pembongkaran ratusan vila dan bangunan di sejumlah titik di Puncak oleh Pol-PP Kabupaten Bogor tahun 2013 lalu pun belum ada upaya rehabilitasi dan konservasi di lokasi-lokasi reruntuhan bangunan tersebut.
"Bekas kemarin saja masih terbengkalai belum ditanami," katanya lagi.
Bahkan, ratusan warga yang vila dan bangunannya sudah dihancurkan tahun lalu masih banyak yang menganggur dan belum ada kepastian dari Pemerintah untuk diberikan pelatihan atau pekerjaan.
"Kami berharap ada pelatihan, peternakan, pertanian, industri rumah tangga, dan diberikan permodalan untuk melangsungkan perekonomian keluarga," tambahnya.
Sumber : Yahoo News, Tempo
Usu inani perfecto quaestio in, id usu paulo eruditi salutandi. In eros prompta dolores nec, ut pro causae conclusionemque. In pro elit mundi dicunt. No odio diam interpretaris pri.