121 Kamis, 20 Februari 2014 | 12:29:24

3 Penyebab Naiknya Harga Rumah

3 Penyebab Naiknya Harga Rumah

Pertumbuhan harga semua tipe rumah melambat selama kuartal IV-2013 lalu dengan indeks harga berada pada level 170,90. Kendati meningkat  1,77% dibanding kuartal sebelumnya, namun angka tersebut lebih rendah dari peningkatan yang diperoleh di kuartal sebelumnya yang mencapai 2,29%. Demikian hasil Survei Harga Properti Residensial yang dilakukan Bank Indonesia selama kuartal IV-2013.

Survei yang dilakukan di 14 kota besar di Tanah Air tersebut juga menyebutkan, faktor utama penyebab kenaikan harga properti residensial berasal dari kenaikan harga bahan bangunan (31,62%), kenaikan upah pekerja (23,19%), dan kenaikan harga bahan bakar minyak (17,56%).

Hasil survei BI itu mengindikasikan peningkatan harga secara kuartalan (q-o-q) terjadi pada seluruh tipe bangunan, dimana yang tertinggi terlihat pada rumah tipe menengah (2,14%).

Sementara itu, berdasarkan wilayah, Surabaya mengalami kenaikan harga rata-rata paling tinggi, yakni 5,65% (q-o-q), terutama pada rumah tipe menengah (9,29%). Peningkatan harga yang cukup tinggi juga terjadi di wilayah Banjarmasin (2,50%), terutama pada rumah tipe kecil (7,50%).

Secara tahunan (y-o-y), harga properti residensial pada triwulan IV-2013 menunjukkan tren perlambatan dibandingkan kuartal sebelumnya. Indeks harga properti residensial secara tahunan tercatat sebesar 11,51%, lebih rendah dibandingkan kenaikan harga pada kuartal III-2013 (13,51%, y-o-y).

Dilihat berdasarkan tipe rumah, perlambatan kenaikan harga terjadi pada semua tipe rumah, terutama rumah tipe kecil. Sementara itu berdasarkan wilayah, kenaikan harga paling tinggi terjadi di Manado (23,23%) terutama pada rumah tipe menengah (35,38%) dan Surabaya (21,69%) terutama pada rumah tipe kecil (25,07%).

Di sisi lain, responden berpendapat bahwa faktor utama yang dapat menghambat pertumbuhan bisnis properti adalah kenaikan suku bunga KPR (24,16%), kenaikan harga bahan bangunan(18,66%), uang muka rumah(16,32%), serta pajak (11,94%).

Di lain pihak, kenaikan harga properti residensial secara tahunan (y-o-y) pada kuartal I-2014 diperkirakan melambat dibandingkan kuartal sebelumnya, dari 11,51% menjadi 9,10%.

Berdasarkan lokasi proyek, suku bunga tertinggi KPR terjadi di Kalimantan Barat (12,55%) sedangkan suku bunga KPR terendah berada di Kepulauan Bangka Belitung (8,43%).


Anto Erawan
Sumber : Rumah

📄 View Comment

Tulis Komentar

4 Komentar

  1. image
    Ignasi Cleto Agustus 29, 12:53

    Usu inani perfecto quaestio in, id usu paulo eruditi salutandi. In eros prompta dolores nec, ut pro causae conclusionemque. In pro elit mundi dicunt. No odio diam interpretaris pri.

    Tanggapi Komentar
Lihat semua komentar

Tulis Komentar

Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat menulis komentar.

    Berita Terkait

    Tidak ada artikel terkait

Terkini

Selengkapnya

Referensi

    Tidak ada artikel terkait

Pencarian Berita