Konsumen Bidik Kawasan dengan NJOP Rendah
Kenaikan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) di wilayah DKI Jakarta berpotensi mendongkrak harga properti. Terkait hal itu, konsumen akan mencari kawasan properti yang nilai jual objek pajak (NJOP) nya rendah. Head of Strategic Consulting Jones Lang LaSalle Vivin Harsanto mengatakan, kenaikan NJOP berpengaruh terhadap proyek hunian. Harga properti hunian di kawasan dengan NJOP tinggi akan ikut terkerek.
“Oleh karenanya konsumen akan memilih proyek – proyek hunian yang berada di kawasan dengan NJOP tak terlalu tinggi,” ujar Vivin di Jakarta, pekan lalu, menanggapi rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menaikkan NJOP, tahun ini.
Kenaikan tersebut telah disampaikan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dengan pertimbangan NJOP tidak pernah naik sebalam empat tahun. Menurut dia, NJOP seharusnya mendekati harga pasar. Faktanya, selama ini NJOP jauh di bawah harga tahah.
Di kawasan Jalan Sudirman, misalnya, NJOP per meter persegi hanya Rp 33 juta. Padahal, harga lahan di kawasan ini sudah mencapai Rp 65 juta per meter persegi. Pemprov DKI Jakarta berencana memberlakukan NJOP terbaru mulai Februari 2014. Nilai kenaikan NJOP di Jakarta bervariasi, dengan kisaran 120-240%.
Sumber : Investor Daily
Usu inani perfecto quaestio in, id usu paulo eruditi salutandi. In eros prompta dolores nec, ut pro causae conclusionemque. In pro elit mundi dicunt. No odio diam interpretaris pri.