Kawasan Strategis Serpong Dikuasai Pengembang Besar
Pengembang skala besar menguasai wilayah Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Banten. Melambungnya harga tanah di kawasan ini membuat, pengembang kelas menengah ke bawah tak mampu bersaing. Vidi Surfiadi Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) DPD Banten mengatakan pengembang besar sudah menancapkan kukunya di wilayah strategis.
"Mungkin lahan itu belum dimiliki oleh si pengembang. Tapi TGT (Tata Guna Tanah) itu sudah dikuasai, artinya pengembang lain tak bisa memiliki tanah itu. Karena itulah melalui musda ini kami menuntut adanya peningkatan sinergi atau koordinasi dengan pemerintah daerah," ucapnya.
Seperti diketahui, Tangsel mencapai pertumbuhan properti tertinggi di Indonesia. Hal ini terjadi di dalam beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan itu mencapai 50-60 persen per tahun. Hal ini membawa dampak pada melambungnya harga tanah.
Eddy Ganefo, Ketua Umum Apersi, menambahkan bahwa backlog (tidak terpenuhi) akan rumah sederhana di Indonesia akan selalu terjadi. Karena antara pasokan dan kebutuhan rumah MBR tidak seimbang.
"Selama ini terjadi pelambatan pasokan. Dengan kebutuhan sekitar 700.000-800.000 unit per tahun, dan pasokan hanya 200.000-300.000 unit per tahun, maka sekarang ini backlog mencapai 15 juta unit rumah," ucapnya.
Menurut Eddy, sekarang ini ada sekitar 60 juta masyarakat Indonesia yang tidak memiliki rumah sendiri. "Untuk memenuhi kebutuhan primer itu, semua pemangku kepentingan harus turut berperan aktif mengatasi masalah backlog ini," ujarnya. (Ver)
Sumber : Yahoo News
Usu inani perfecto quaestio in, id usu paulo eruditi salutandi. In eros prompta dolores nec, ut pro causae conclusionemque. In pro elit mundi dicunt. No odio diam interpretaris pri.