Bank mengalihkan targetnya ke pasar menengah kebawah
Dengan lambatnya penyaluran pembiayaan KPR, maka pihak perbankan akan menargetkan pasarnya ke tipe hunian menengah kebawah. Hal ini disebabkan oleh kebijakan Loan to Value (LTV) seperti larangan KPR untuk pembelian rumah kedua.
Dengan sistem seperti itu,banyak nasabah akhirnya mengalihkan pembiayaan dari KPR menjadi mencicil langsung ke pengembang. Senior Executive Vice President Consumer Finance PT Bank Mandiri Tbk Tardi mengatakan hal tersebut. Tardi Juga mengatakan jika sebelumnya banyak nasabah kaya yang mengambil KPR dari Bank, namun sekarang menyusut hanya tinggal 30 persen.
Nominal kredit properti juga berkurang cukup tajam. Jika sebelumnya rata-rata kredit berkisar Rp 320 juta per akun, namun saat ini rata-rata angkanya menjadi Rp 250 juta per akun.
Pengetatan aturan KPR ini memperlambat kinerja bisnis bank khususnya penyaluran KPR. Apalagi untuk segmen kelas menengah atas. Tahun ini Bank mandiri akhirnya menurunkan target pertumbuhan KPR yang jauh, dari 23 persen menjadi 10,3 persen saja. "Kami bisa sesuai target saja sudah bagus" kata Tardi.
Demikian juga dikatakan oleh Lani Darmawan, Direktur Ritel PT Bank Internasional Indonesia. Lani Darmawan menyiasati aturan tersebut BII menurunkan target segmen nasabahnya ke pasar menengah ke bawah. Caranya adalah memperkuat membidik hunian dengan ukuran yang lebih kecil.
Lani mengatakan BII mulai masuk ke KPR dengan nilai Rp 350 juta. Hal ini mengakibatkan rata-rata ticket size KPR turun menjadi Rp 700 jutaan dari sebelumnya Rp 800 juta.
Dari Bank BNI, Direktur Konsumer dan Ritel PT Bank Negara Indonesia (BNI) mengatakan kebijakan LTV mengakibatkan penurunan kinerja perusahaan. Sebab pencairan dana harus secara bertahap, sesuai dengan perkembangan pembangunan fisik.
Sumber : tribunnews
Usu inani perfecto quaestio in, id usu paulo eruditi salutandi. In eros prompta dolores nec, ut pro causae conclusionemque. In pro elit mundi dicunt. No odio diam interpretaris pri.