BI rate tinggi menyebabkan sulitnya mendapatkan rumah
Bisnis
BI Rate yang tinggi disalahkan atas kesulitannya masyarakat kecil untuk mendapatkan rumah. Bank Sentral diharapkan mengkaji lagi untuk menurunkan suku bunga acuannya.
Mantan ketua DPP REI Enggar Triasto mengatakan hal tersebut di Jakarta, Kamis (28/08). Selain masyarakat yang menjadi korbannya, menurutnya dunia usaha properti juga akan semakin sulit berkembang.
Penurunan penjualan rumah tahun ini terganggu karena suku bunga yang tinggi. Terutama pada sektor rumah sederhana, hal ini terlihat dari sedikitnya penyaluran KPR bersubsidi.
REI berharap agar BI Rate bisa kembali di level 5 persen. Wakil Ketua pembiayaan Perbankan REI Priyadi mengatakan Rupiah juga ikut mempengaruhi turunnya suku bunga BI. Jika Rupiah menguat, maka BI juga akan bisa menurunkan suku bunganya, termasuk suku bunga Kredit Perumahan Rakyat (KPR).
Priyadi khawatir jika BI rate masih terus di angka 12 persen industri properti bakal mati. Padahal Rupiah sudah menguat lagi, maka idealnya BI rate bisa turun hingga 9 persen.
Sementara itu, pengamat properti Panangian Simanungkalit mengatakan bahwa menaikkan harga BBM secara bertahap akan bagus sebab pasar akan lebih sehat. Jika kondisi pasar baik, maka akan diikuti oleh penurunan inflasi. Dan kemudian diikuti juga oleh BI untuk menurunkan suku bunga acuan BI. Dengan demikian akan bisa menekan tingkat suku bunga KPR maupun Kredit Pemilikan Apartemen (KPA).
Sumber : Merdeka, madanbisnisdaily
Usu inani perfecto quaestio in, id usu paulo eruditi salutandi. In eros prompta dolores nec, ut pro causae conclusionemque. In pro elit mundi dicunt. No odio diam interpretaris pri.