254 Kamis, 14 Agustus 2014 | 11:15:05

Permintaan KPR tinggi, Bank Enggan turunkan bunga KPR

Permintaan KPR tinggi, Bank Enggan turunkan bunga KPR

Bank Indonesia telah mempublikasikan hasil surveinya tentang kondisi bisnis properti di Indonesia. Hasilnya adalah harga properti residensial yang naik walaupun mengalami perlambatan, penjualan rumah yang cukup pesat pada triwulan kedua, dan Penggunaan KPR dalam pembiayaan konsumen untuk membeli rumah. (Baca : Harga properti Triwulan II masih terus meningkat)

Bank Indonesia mencatat bahwa dari laporan tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 73,69% konsumen ternyata memilih menggunakan KPR, sisanya adalah Tunai dan tunai bertahap. Artinya walaupun banyak pengetatan kebijakan dari BI untuk KPR rumah sehingga cicilan KPR makin mahal, ternyata minat nasabah menggunakan KPR masih tinggi.

Dengan tingginya permintaan KPR tersebut, pihak bank malahan ogah untuk menurunkan bunga KPR. "Saat ini saya melihat (bunga KPR) susah turun karena permintaan kredit masih besar. Padahal kenaikan DPK (Dana Pihak ketiga) tidak seperti dulu. Itu menyebabkan likuiditasnya berkurang ketat," Kata Direktur Utama BCA, Jahja Setiaatmadja, Rabu (13/08).

Jahja menambahkan bahwa dengan likuiditas ketat tersebut, bunga untuk KPR BCA hanya bisa bertahan, tidak mungkin turun. Selain itu, BCA juga harus memastikan cost of fund yang juga mestinya mengalami penurunan.

Dari Ketua Perhimpunan Bank Swasta nasional, Sigit Pramono mengatakan bahwa suku bunga KPR dalam tiga tahun terakhir sudah relatif rendah, jauh lebih ringan daripada era 80-an yang mencapai 20 persen perbulan.

Kemudian dari BTN, Direktur BTN Irman Zahruddin juga menjelaskan bunga KPR di level 12,5 % masih akan bertahan. Sebab pasar properti Tanah Air sudah stabil sejak tahun lalu. Namun Irman masih optimis pengajuan KPR walaupun dibilang tinggi, tetap menjadi primadona untuk yang membutuhkan rumah. Belum lagi sebagai investasi rumah yang menggiurkan.

"Properti masih investasi terbaik di Indonesia. Misal harga rumah dua tahun lalu Rp 150 juta, sekarang harganya Rp 400 juta. Investasi apa bisa dapat return segitu, jadi ya akhirnya harus disanggup-sanggupin. Kalau menunggu turun, ngga dapat properti", tambah irman.

Sumber : Merdeka, Peluangproperti



📄 View Comment

Tulis Komentar

4 Komentar

  1. image
    Ignasi Cleto Agustus 29, 12:53

    Usu inani perfecto quaestio in, id usu paulo eruditi salutandi. In eros prompta dolores nec, ut pro causae conclusionemque. In pro elit mundi dicunt. No odio diam interpretaris pri.

    Tanggapi Komentar
Lihat semua komentar

Tulis Komentar

Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat menulis komentar.

    Berita Terkait

    Tidak ada artikel terkait

Pencarian Berita