KPR FLPP dan Kemempera
Batasan harga jual rumah sejahtera tapak dan rumah susun yang berbeda-beda di setiap provinsi seakan tidak cukup bagi Kemenpera untuk penyediaan hunian yang layak huni. Tercatat Rp 4,49 triliun (setara dengan 57.792 unit rumah) dialokasikan untuk membiayai penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bagi yang mengakses melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
"Kemenpera akan terus mendorong penyaluran KPR dengan skema FLPP untuk membantu masyarakat agar dapat memiliki rumah dengan angsuran tetap dan murah selama masa tenor KPR. Masyarakat yang memanfaatkan KPR FLPP dapat memiliki rumah tapak maupun rumah susun dengan angsuran ringan dengan suku bunga fixed 7,25 persen," ucap Sri Hartoyo , Deputi Bidang Pembiayaan Kemenpera, dikutip dari laman resmi Kemenpera, Senin (12/5/2014).
Tahun 2010 hingga saat ini , tercatat total penyaluran FLPP sebesar Rp 12,09 triliun (setara 290.290 unit rumah).
Kemenpera hanya mampu menyalurkan KPR FLPP sebanyak 5.420 unit rumah. Angka ini sangat jauh dari target awal yang sebesar 14.448 unit rumah.
Hartoyo mengungkapkan sangat terbatasnya jumlah pasokan rumah sejahtera dari pengembang merupakan salah satu alasan di balik tidak tercapainnya target tersebut.
"Para pengembang saat ini mengalami kesulitan dalam membangun rumah bersubsidi akibat naiknya biaya produksi rumah yaitu karena adanya kenaikan harga material dan upah serta kenaikan harga tanah yang cukup signifikan," ucapnya
Sumber : Okezone
Usu inani perfecto quaestio in, id usu paulo eruditi salutandi. In eros prompta dolores nec, ut pro causae conclusionemque. In pro elit mundi dicunt. No odio diam interpretaris pri.