595 Jum'at, 19 Februari 2016 | 10:25:45

Warga Beijing Masih Tinggal di Bawah Tanah?

Warga Beijing Masih Tinggal di Bawah Tanah?tabloidnova.com

Ada sekitar satu juta orang yang diperkirakan masih tinggal di dalam bangunan-bangungan bawah tanah yang merupakan bekas tempat perlindungan bom di Beijing, China. Walaupun tempat ini bukan perumahan umum biasanya tetapi tempat ini mempunyai uang sewa yang sangat kecil.


Menurut Annete Kim seorang professor dari University of Southern California rumah yang berada dibawah tanah ini adalah bagian yang illegal tetapi sangat berkembang di pasar perumahan di ibu kota China tersebut. Karena dengan tinggal dibawah tanah yang ilegal ini dapat melayani kebutuhan yang penting bagi para penduduk migran yang sebagian berpenghasilan rendah.


Didalam penelitian kim, dia membayangkan kehidupan orang-orang yang berada dibawah tanah sangat memprihatinkan. Tetapi justru dia melihat kebalikannya. Dan kim merasa seharusnya kehidupan mereka menjadi salah satu contoh bagi penduduk yang berada di kota-kota mahal seperti New York dan Los Angeles di Amerika Serikat.


Tahun 2010 lalu pemerintah kota Beijing melarang praktik penggunaan ruang bawah tanah ini sebagai perumahan dan menggusur warga-warga yang tinggal di sana, dan diberi julukan sebagai kaum tikus karena tinggal dibawah tanah.


Walaupun begitu, Kim menemukan ada ribuan daftar orang yang tinggal di apartemen bawah tanah. Ada sekitar 3.400 daftar orang yang tinggal di dalam ruang-ruang bawah tanah itu semenjak kim melakukan penelitian pada oktober 2010.


Didalam hunian tersebut ada beberapa fasilitas yang di tawarkan yaitu akses internet, air panas, dan juga fasilitas full furnished. Rata-rata ruang hunian di sana memiliki luas sebesar 3 meter persegi atau sepertiga dari apartemen di Beijing, tetapi menjadi lebih besar jika dibandingkan dengan perumahan pekerja pada umunya dan setara juga dengan apartemen mahasiswa.


Setengah unit hunian di bawah tanah ini adalah apartemen taman dengan jendela lalu sisanya memiliki satu atau dua lantai bawah tanah.


Kim juga menemukan dalam penelitiannya bahwa rata-rata yang tinggal dibawah tanah ini adalah orang-orang yang berstatus single. Dan mereka tinggal dihunian ini hanya dalam waktu beberapa tahun saja.


Mungkin tinggal di ruang bawah tanah seperti itu bukanlah kehidupan yang ideal, namun sangat memberikan keuntungan bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah.


Dengan membayar sewa 20% dari pendapatan mereka, mereka bisa tinggal di hunian tersebut dan tidak mengorbankan lokasi perumahan murah lainnya.


Keuntungannya lagi mereka bisa tinggal dekat dengan pusat kota tanpa harus tinggal dirumah yanga da di atas tanah yang pastinya harga sewanya jauh lebih mahal.


Kim berfikir apakah kondisi ini bisa menjadi solusi perumahan yang layak dan juga terjangkau untuk para imigran ayng dirancang dan diatur menjadi lebih baik lagi. Tetapi itu tidak mungkin untuk pemerintah Beijing melegalkan unit apartemen bawah tanah ini. Walaupun ada beberapa kota yang melakukan hal sebaliknya.


Menurut kim, pemerintah harus memperhatikan para imigran dan masyarakat yang berpenghasilan rendah dan merencanakan membuat perumahan yang terjangkau.

Suber: Kompas

📄 View Comment

Tulis Komentar

4 Komentar

  1. image
    Ignasi Cleto Agustus 29, 12:53

    Usu inani perfecto quaestio in, id usu paulo eruditi salutandi. In eros prompta dolores nec, ut pro causae conclusionemque. In pro elit mundi dicunt. No odio diam interpretaris pri.

    Tanggapi Komentar
Lihat semua komentar

Tulis Komentar

Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat menulis komentar.

Pencarian Berita