www.peluangproperti.com

Pasar properti Hongkong diprediksi akan mengalami penurunan  drastis yakni hampir 8 persen pada kuartal perdana tahun 2016. Penurunan bertambah 0,5 basis poin apabila dibandingkan dengan  kuartal IV-2015 yaitu sebesar 7,5 persen.

Nicole Wong, Kepala Riset Properti CLSA menjelaskan bahwa, kemerosotan harga properti akan memicu pemotongan harga yang dilakukan oleh pengembang untuk memikat para konsumen.

Dengan penurunan dua digit yang terjadi maka poin pada persentase harga selama kurun waktu tiga tahun terakhir, mendorong pemerintah Hongkong untuk cenderung memilih langkah pendinginan pada pasar properti. Dimana menurut Wong, Pendinginan ini telah dilaksanakan dalam beberapa waktu tahun terakhir ini.

Dengan adanya penurunan ini maka diupayakan dapat mengekang spekulasi harga, termasuk didalam menaikkan persyaratan uang muka dan menggandakan bea materai ataupun pajak transaksi properti terutama untuk warga non-permanen.

Adapun yang dimaksud dengan materai ganda menurut Wong adalah kewajiban yang paling mungkin untuk diterapkan.

Sedangkan di negara China daratan, pasar properti terlihat telah dipastikan akan tumbuh di waktu mendatang, setidaknya pertumbuhan ini terjadi pada semester pertama di tahun ini.

Hal ini merupakan salah satu dari beberapa segmen di mana pemerintah dapat mendukungnya, yakni dengan  mendukung  subsidi langsung ataupun subsidi tidak langsung, serta pelonggaran moneter dan hanya menjaganya di tingkat wajar dan stabil.

Disamping itu juga diupayakan untuk tetap menjaga stabilitas pasar properti serta dapat memberikan kontribusi untuk keseluruhan pasar keuangan juda dapat mengurangi risiko sistematis pada perbankan.

Pada tahun lalu, harga perumahan di kota lapis pertama China naik hingga 17 persen. Tetapi, pada tahun ini kemungkinan akan terbatas pada semester pertama, sebab volume transaksi mengakibatkan kenaikan harga dan mengurangi keterjangkauan.

Sumber: Kompas