Pertumbuhan Harga Rumah Di Dunia Melemah
kompas
Perekonomian dunia saat ini kondisinya sedang melemah. Hal ini dapat terlihat dari hasil riset salah seorang konsultan properti Knight Frank mengenai pertumbuhan harga rumah, di mana pada kuartal pertama tahun 2015 telah terjadi pelemahan tumbuhnya harga rumah di dunia. Berlabelkan Growth House Index, hasil riset tersebut memperlihatkan pada kuartal pertama di tahun ini, bahwa harga rumah di seluruh dunia hanya tumbuh sebesar 0,3 persen. Hal ini artinya ada pertumbuhan tahunan terendah dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Lemahnya pertumbuhan pada harga rumah di negara-negara besar, seperti Tiongkok dan Amerika Serikat (AS), menjadi pendorong penurunan tersebut.
Tiongkok bahkan berada dalam kelompok sepuluh terbawah yakni -6,4 persen, meskipun tingkat pada penjualan telah meningkat sekitar 7 persen dari tahun ke tahun. Hal ini memperlihatkan bahwa kebijakan moneter yang telah diterapkan pada beberapa tahun terakhir ini belum cukup mendorong harga pasaran di dunia. Sedangkan, kondisi di Amerika Serikat jauh lebih baik yakni 4,1 persen, namun Knight Frank menilai tingginya tingkat inflasi masih meragukan pasar perumahan di negeri Paman Sam sudah stabil.
Dari seluruh Negara di dunia, Hong Kong adalah negara yang paling tinggi tingkat pertumbuhan harganya, sebesar 18,7 persen. Sedikitnya pasokan, walaupun unit juga telah diperkecil agar harganya semakin terjangkau,yakni yang mendorong naiknya harga tersebut. Sedangkan, dibeberapa negara
Eropa sudah mulai menunjukkan kembali taringnya, sebab telah tumbuh dua digit, seperti Luxemburg sebesar 12,1 persen dan Estonia sebesar 11 persen. Meskipun tidak sampai dua digit, seperti Swedia sebesar 8,8 persen dan Norwegia sebesar 7,2 persen, juga dapat bertengger di angka 10 besar dalam pertumbuhan tertinggi. Lain halnya, Rusia dan negara-negara bekas koloninya, harga justru turun hingga 2,3 persen dan Ukrania menjadi negara dengan penurunan harga terbesar yaitu sebesar 15,5 persen, sehingga berada di posisi paling buncit. Di urutan bawah ada negara Dubai sebesar -6,1 persen, dan Singapura sebesar -3,3 persen.
Sedangkan Indonesia menempati urutan ke-18, dengan tingkat pertumbuhan sebesar 6,3 persen. Angka ini senilai dengan pertumbuhan indeks harga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang terdiri dari 16 kota besar, yaitu 6,27 persen.
Pertumbuhan harga rumah di Indonesia hampir sama dengan negara India, tetapi tidak sebanding dengan Malaysia yakni sebesar 7 persen dan Australia sebesar 6,8 persen yang masing-masing berada di urutan 12 dan 14.
(Sumber: Knight Frank dan Bank Indonesia)
Sumber : housingestate
Usu inani perfecto quaestio in, id usu paulo eruditi salutandi. In eros prompta dolores nec, ut pro causae conclusionemque. In pro elit mundi dicunt. No odio diam interpretaris pri.