Setelah India, Kini Pakistan Dilanda Panas Mencapai 45 deraja
Pos Kota
Gelombang panas melanda negara timur tengah. Negara Pakistan dilanda bencana yang sedikitnya menewaskan 120 orang akibat gelombang panas tersebut, gelombang panas yang datang menyerang Provinsi Sindh, kota di bagian Selatan Pakistan.
Kementrian kesehatan menjelaskan, bahwasannya korban sebagian besar meninggal dunia di Kota Karachi, suhu di Karachi mencapai 45 derajat celcius, dan hal itu terus terjadi beberapa hari belakangan ini. Buruknya lagi Karachi pun terkena pemadaman aliran listrik, hal itu disebabkan karena begitu tingginya konsumsi listrik di tengah cuaca ekstrem itu.
menurut penjelasan Kepala unit darudat pada Rumah Sakit Jinnah, di Karachi. Korban yang berasal dari Karachi sebagian besar adalah kalangan lanjut usia.
Salah satu dokter di Rumah Sakit Jinnah, dr Semee Jamali menjelaskan, “korban yang diantar ke rumah sakit akibat gelombang panas, selalu dengan kondisi demam tinggi, dehidrasi, tidak sadarkan diri, dan banyak juga yang sampai kejang-kejang,” kata dr Semee.
Dikatakan kepaada kantor berita yang sedang meliput “Pada hari sabtu 20 Juni 2015 yang lalu, telah berjatuhan korban meninggal dunia akibat gelombang panas tersebut, jumlahnya mencapai 114 orang. Dan 8 korban lainnya berasal dari Sindh,” kata Saeed Mangnejo, selaku sekertaris dewan kesehatan setempat.
Peramalan oleh badan badan meteorologi Pakistan, cuaca panas yang menyebabkan gelombang panas seperti ini akan terjadi hingga Senin 22 Mei 2015. Setelah itu akan terus membaik pada Selasa 23 Mei 2015.
Sepanjang sejarang Karachi pengalami suhu tertinggi adalah 47 derajat celcius, gelombang panas itu terjadi telah berlalu lama yaitu tahun 1979.
Jika diperkirakan kejadian yang menimpa Pakistan serupa dengan yang menimpa India pada bulan lalu, di India hampir 1.700 korban meninggal akibat gelombang panas yang mecapai 50 derajat celcius.
Sumber : Kompas
Usu inani perfecto quaestio in, id usu paulo eruditi salutandi. In eros prompta dolores nec, ut pro causae conclusionemque. In pro elit mundi dicunt. No odio diam interpretaris pri.