Pasar Properti Dunia Menyentuh Angka 13,6 Triliun Dollar AS
merdeka
Jumlah untuk nilai pasar properti di dunia mencapai rekor tertinggi yakni sebesar 13,6 triliun dollar AS atau senilai dengan Rp 181.396 triliun di tahun 2014, secara tahunan kenaikkan ini mencapai 4 persen. Permasalahannya adalah karena para investor menuangkan uang tunai mereka menjadi aset properti di seluruh dunia.
Pada tahun 2014 yang lalu para pembeli menghabiskan 771 miliar dollar AS (Rp 10.283 triliun) dalam penawaran property, namun hanya berbeda sedikit dari catatan yang ditetapkan sebelumnya mengenai krisis keuangan global.
Para Investor kaya yang hendak mencari keuntungan di lingkungan suku bunga rendah adalah faktor utama didalam peningkatan nilai pasar properti. Volume saham yang diinvestasikan meningkat hingga mencapai 8 persen pada 2014. Sebaliknya, margin jatuh di setiap daerah, sebab pemberi pinjaman meneruskan untuk menimbang kembali eksposur mereka ke pasar properti.
Kepala Penelitian Pasar Modal DTZ, Nigel Almond, berpendapat bahwa dana yang tidak terdaftar adalah kontributor terbesar untuk kenaikan ekuitas, dengan investor dan institusi ritel yang mendominasi.
Almond mengatakan bahwa Imbal hasil dari sejumlah kota kembali seperti pada tahun 2007yang silam, namun suku bunga rendah mereka masih terlihat seperti investasi yang menarik. Jumlah investor yang mengeluarkan uang untuk mencari penawaran properti cukup banyak sehingga menyebabkan tanda-tanda overheating di beberapa pasar properti. Dua pertiga dari angka industri properti yang telah disurvei oleh DTZ, menunjukkan bahwa modal yang berlebihan adalah risiko utama bagi pasar properti.
"Pasar berisiko akan mengalami kenaikan suku bunga yang dapat melihat daya tarik relatif dari properti berkurang," ujarnya.
Pada akhirnya, hal ini dapat memperlambat investasi baru dan membalikkan aliran dana sebab para investor berupaya untuk menebus investasi mereka dengan berdampak pada harga. Menyebabkan, pasar dalam bahaya overheating.
Kecemasan kian meningkat dengan adanya gelembung properti yang muncul. Pasalnya, harga dan hasil nilai sewa mencapai rekor tertinggi yang terlihat sebelum krisis keuangan terjadi.
Pemilik tanah di kota London yang juga sebagai pimpinan perusahaan properti yakni Westminster, Grosvenor, memperingatkan kepada seluruh investor terhadap ledakan properti pada bulan April yang lalu London merupakan kota global terbesar didalam melakukan kegiatan investasi di tahun 2014.
Sebagian uang yang mengalir ke pasar London datang dari luar Eropa. Tak satu pun pasar global lainnya yang mempunyai mayoritas investasi yang berasal dari luar daerah seperti London. Hal ini merupakan sebuah tanda bagaimana intensitas luar biasa terjadi di ibukota Inggris saat ini.
Menurut Almond, London mungkin telah melihat investor dengan kebangsaan yang lebih banyak daripada di tempat lain.
Namun secara keseluruhan, Asia Pasifik terlihat mengalami pertumbuhan terbesar dalam dollar, yaitu dengan total nilai pasar properti yang mengalami kenaikkan sebesar 10 persen atau sebesar 5,1 triliun dollar (Rp 68.023 triliun). Hal ini didorong oleh Tiongkok yang nilai asetnya naik sebesar 21 persen.
Almond juga menjelaskan, kurangnya pasokan properti, dapat menarik investor profesional. Hal ini akan mengakibatkan banyak negara-negara Asia yang mengalami pertumbuhan bangunan yang begitu pasif.
Sumber: Kompas
Usu inani perfecto quaestio in, id usu paulo eruditi salutandi. In eros prompta dolores nec, ut pro causae conclusionemque. In pro elit mundi dicunt. No odio diam interpretaris pri.