www.peluangproperti.com

Prediksi tahun ini, Malaysia akan mengalami penurunan pada sektor properti, penurunan pada sektor properti tersebut hampir sekitar 10% sedangkan harga rumah di Malaysia mengalami kenaikkan yang sangat tipis yakni sebesar 3% sampai 5%.

JF Apex Research melaporkan,  bahwa potensi kenaikkan harga yang tipis tesebut di pengaruhi karena adanya pajak barang dan jasa sebesar 6%, kenaikkan ini mulai akan diberlaku pada 1 April 2015.

Langkah-langkah pendinginan yang di ambil oleh  pemerintahan Malaysia  termasuk pemberlakuan dan jasa (goods and service tax atau GST) serta persetujuan mengenai pengetatan kredit dan pertumbuhan ekonomi akan menjadi tantangan berat untuk pasar Malaysia diseluruh segmen, terutama di wilayah Lembah Klang, Penang dan Johor.

Pengembang yang benar-benar fokus pada pasar massal untuk bidang properti residensial, dapat menghasilkan pertumbuhan yang berkelanjutan. Misalnya saja pengembang yang eksposur dikawasan Iskandar  Malaysia, mereka dapat menjual propertinya senilai 300.000 Ringgit hingga 800.000 Ringgit.  Hal ini di dukung karena adanya permintaan yang berasal dari pembeli properti pertama atau end user yang membeli properti dengan tujuan untuk di huni, JF Apex Research mengungkapkan , Selasa (6/1/2015)

Para pengembang fokus pada pembeli pertama, mereka juga mengalihkan orientasinya kepada penciptaan untuk kemudahan sebuah pembiayaan. Mengenai skala proyek yang di bangun pun rata-rata berskala kecil  sedangkan untuk harga jual rata-rata tinggi.

Akan tetapi dengan adanya pertimbangkan pasar yang bersikap menunggu (wait and see) selama kurun waktu  enam bulan hingga sembilan bulan sejak GST maka,  pertumbuhan pada sektor properti  akan semakin berjalan lambat.
"Dampaknya baru akan mulai terasa pada akhir tahun 2015. Dan para pengembang mengkategorikan untuk tahun ini adalah  sebagai tahun yang penuh dengan perjuangan ." tulis CIMB.

Sumber: Kompas