2015 Singapura masih mengalami perlambatan indeks harga rumah
Harga Rumah pribadi di Singapura mengalami penurunan sebanyak satu persen dalam tiga bulan terakhir (kuartal 4) di tahun 2014 lalu. Penurunan harga tersebut mencapai titik terendah dalam tiga tahun berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Urban Redevelopment Authority (URA) atau badan pembangunan di Singapura.
Penurunan sebanyak 1 persen tersebut bukanlah hal yang tidak diduga oleh para analis. Namun penurunan ini lebih besar dari kuartal sebelumnya sebanyak 0,7 persen. Para ahli menyebutkan bahwa perlambatan ini merupakan karakteristik dari kuartal terakhir. Biasanya disebabkan liburan akhir tahun sehingga permintaan perumahan berkurang.
Secara keseluruhan pada 2014 indeks harga rumah Singapura anjlok hingga empat persen, dan selama 5 kuartal berturut-turut mencapai 4,9 persen penurunan. Analis memperkirakan tren penurunan indeks harga ini akan berlanjut hingga awal tahun baru. Mereka memperingatkan untuk mengantisipasi pasokan yang berlebih dan peningkatan suku bunga yang lebih cepat.
Berikut beberapa pendapat ahli mengenai properti Singapura seperti yang dilansir oleh straitstimes.
Chia Siew Chuin, Direktur research & Advisory, Collier International mengatakan melambatnya penjualan properti dan koreksi harga properti ini sejalan dengan perlambatan perekonomian, yang mengalami perlambatan hingga 2,8 persen. Lebih lemah dari yang diperkirakan.
Desmond Sime, Kepala Riset untuk Asia Tenggara, CBRE memperkirakan perlambatan dan penurunan harga rumah masih akan terjadi, namun tidak tajam. Para pengembang dan agen properti belum mengalami kepanikan. Perekonomian juga masih memperlihatkan arah yang positif, sehingga tidak ada yang harus dikuatirkan. Pasar juga masih memberi respon positif terhadap produk yang dikeluarkan oleh pengembang. Meskipun demikian, pada kuartal keempat tahun lalu, pengembang tidak terlalu agresif ketika permintaan rendah.
Nicholas Mark, kepala Riset, SLP International mengatakan bahwa lemahnya permintaan rumah dan penurunan harga lebih disebabkan kebijakan dari Pemerintah Singapura. Menurutnya, Pemerintah sebaiknya lebih melepas pasar sampai mencapai titik yang tepat. Sebab akibatnya yang terkena dampak adalah investor dimana tingkat suku bunga tinggi dan tidak bisa menjual propertinya.
Sumber : straitstimes, ura, businesstimes
Usu inani perfecto quaestio in, id usu paulo eruditi salutandi. In eros prompta dolores nec, ut pro causae conclusionemque. In pro elit mundi dicunt. No odio diam interpretaris pri.