139 Selasa, 28 Oktober 2014 | 12:20:10

Pasar Rumah Tiongkok Kembali Stabil

Pasar Rumah Tiongkok Kembali Stabilwdwinfo

Usaha pemerintah Tiongkok dalam mengontrol gejolak pasar perumahan terlihat membuahkan hasil. Pasar mulai normal ditandai dengan melambatnya penurunan harga rumah pada beberapa kota, dalam waktu lima bulan terakhir sampai September 2014. Berdasarkan data Biro Statistik Nasional (BSN) Cina, merosotnya harga rumah terjadi pada 69 kota dari 70 kota yang disurvei. Pada Bulan Agustus 2014, penurunan nilai terjadi pada 68 kota. Namun untuk Kota Xiamen hal tersebut tidak terjadi, sebab Xiamen merupakan kota satu-satunya yang tetap stabil, bahkan pada Agustus harganya pun masih mengalami kenaikan.

Penurunan terdrastis terjadi di Propinsi Anhui tepatnya di Bengbu, Guilin di Propinsi Guanxi, serta Luzhou, Sichuan. Pada ketiga kota tersebut selama September angka penurunannya serupa yaitu 1,9 persen. Dan angka penurunan terbesar bulan Agustus sebesar 2,1 persen terjadi di Hangzhou. “Walaupun setiap bulan harga rumah masih mengalami penurunan, namun angka penurunannya berangsur berkurang sejak bulan Agustus,” terang petugas statistik yaitu Liu Jianwei.

Secara umum, level penurunan bulanan pada Septemeber sebesar 0,2 persen, dibawah penurunan bulan Agustus. Penurunan  tersebut berpengaruh pada meningkatnya penjualan rumah sejumlah 8 persen pada bulan September . Liu berpendapat, pihaknya tetap akan memantau lagi bagaimana efek kenaikan penjualan tersebut terhadap harga rumah.

Pada bulan kemarin, harga ruah baru di Beijing merosot sebesar 0,9 persen, Sementara pada bulan Agustus mencapai 1,2 persen. Di Shanghai mengalami penurunan sebesar 1,1 persen, Shenzhen 0,9 persen, serta Guang Zhou 1,4 persen. Dibandingkan keadaan bulan Agustus, penurunan tiap-tiap kota tersebut sebanyak 1,3 persen, 1,1 persen, serta 1,3 persen. BSN juga memperlihatkan data bahwa dibandingkan satu tahun yang silam bahwa penurunan harga rumah sudah berlangsung di 58 kota. Jauh lebih banyak dibandingkan bulan Agustus yang saat itu hanya terjadi di 19 kota. Masa penurunan harga ini berlangsung dalam 2 tahun terakhir ini.

Indikator tersebut menjadi perhatian, karena sejak permulaan tahun pasar tetap mengalami kekurangan suplai akibat pengetatan kredit. Dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan mengerem merosotnya pasar real estate, Beijing merubah arah kebijakannya. Pemerintah memohon kepada bank sentral agar pengucuran KPR diperlonggar, terutama  bagi pembeli rumah pertama. Tidak hanya itu pengertian rumah pertama diperlebar dan biaya KPR juga diturunkan.

Namun menurut beberapa pengamat berbagi terobosan tersebut belum memperlihatkan dampak. Bank tetap enggan memberi potongan suku bunga. Meskipun bank sentral mengijinkan pemberian diskon hingga 30 persen, perbankan hanya ingin memberikan diskon 10 persen saja, itupun terbatas pada nasabah dengan jumlah tertentu.

Sumber : housing estate

📄 View Comment

Tulis Komentar

4 Komentar

  1. image
    Ignasi Cleto Agustus 29, 12:53

    Usu inani perfecto quaestio in, id usu paulo eruditi salutandi. In eros prompta dolores nec, ut pro causae conclusionemque. In pro elit mundi dicunt. No odio diam interpretaris pri.

    Tanggapi Komentar
Lihat semua komentar

Tulis Komentar

Anda harus Login terlebih dahulu untuk dapat menulis komentar.

Pencarian Berita