Pengembang Tiongkok Bidik Lahan di Hong Kong
Kompas
Pasar properti di Tiongkok daratan belum membaik seutuhnya, namun tidak dengan Hong Kong. Hasilnya, para pengembang besar Tiongkok dan Hong Kong terus mengincar lahan-lahan yang makin terbatas jumlahnya di Hong Kong. Menurut mereka, pasar residensial di daerah administrasi khusus Tiongkok tersebut tetap stabil. Ekspansi ke Hong Kong itu juga didukung kondisi keuangan pengembang yang lebih baik ketimbang tahun-tahun sebelumnya.
Walaupun begitu, mereka tidak ingin jor-joran mengeluarkan dana berjumlah besar. Biaya konstruksi yang bertambah tinggi menjadi pertimbangan pengembang menjadi hati-hati menggunakan uangnya. “Dengan kondisi keuangan yang kuat para pengembang tahun ini tampak lebih aktif daripada tahun lalu,” ucap Simon Lo Wing-fai selaku Executive Director Colliers International.
Berdasarkan Centaline Property Agency, sepanjang semester 2014 pertama penjualan lima developer besar setempat bernilai 44,8 miliar dolar Hong Kong atau sekitar Rp 67,8 triliun. Mereka ialah Cheung Kong (Holding), Sun Hung Kai Properties (SHKP) Sino Land, New World Development, serta Henderson Land Development. Penjualan mereka juga baik tahun ini. Cheung Kong pada tujuh bulan pertama 2014 sukses mencatat penjualan 19 miliar dolar Hong Kong atau sekitar Rp 28,7 triliun.
Tahun lalu, dari 68 lokasi yang dilelang pemerintah administratif Hong Kong bersama MTR Corporation dan Urban Redevelopment Authority, Sino Land mendapatkan tiga lokasi, sedangkan Henderson dan Swire Properties masing-masing memperoleh satu blok. Konsorsium New World serta China Vanke juga membeli satu lokasi. Cheung Kong belum berencana menambah cadangan lahannya, sedangkan SHKP dan Wheelock belum menemukan area yang cocok.
Lelang tahun lalu tak hanya diikuti pengembang besar. Beberapa pengembang menengah juga hadir, contohnya Wing Tai Asia, Nan Fung Development dan Paliburg Holdings serta Great Eagle Holdings. Great Eagle memenangkan lelang tanah di Pak Shek Kok, Tai Po, seharga setengah harga tanah di dekatnya yang dijual tahun 2007 lalu. Walau telah memperoleh tiga lokasi, Sino Land masih mencari lahan lebih besar. Henderson tengah mengincar tanah milik pemerintah yang belum diketahui lokasinya.
Joyce Kwok, analis dari Credit Suisse menilai, ekspansi pengembang itu wajar untuk menampakkan kinerja keuangan yang baik. Selama ini mereka telah bekerja keras memulihkan kondisi keuangannya. Usahanya antara lain menjaga rasio hutang tetap rendah, mempercepat pembayaran hutang sebelum jatuh tempo, serta antisipasi kenaikan suku bunga.
Rasio beban hutang Cheung Kong pada Juni lalu 1,7 persen dan Henderson 3 persen. Sino Land memiliki cadangan kas sebesar 6,4 miliar dolar Hong Kong atau sekitar Rp 9,7 triliun.
Citicorp memperkirakan membaiknya kinerja keuangan itu mendukung makin banyak pengambil-alihan tanah di masa mendatang. Dilaporkan, pemerintah Hong Kong kini sedang melelang tanah untuk proyek peremajaan Kwun Tong dan lokasi lain di Middle Road Tsim Sha Tsui.
Sumber: housing estate
Usu inani perfecto quaestio in, id usu paulo eruditi salutandi. In eros prompta dolores nec, ut pro causae conclusionemque. In pro elit mundi dicunt. No odio diam interpretaris pri.