Apartemen Baru Manchester Targetkan Mahasiswa
North Wood UK
Pasar mahasiswa dan profesional muda ternyata cukup menarik untuk para pengembang. Di Manchester, Inggris, sejumlah apartemen baru membidik segmen pasar tersebut. G-Suite, pengembang asal Hong Kong merupakan salah satu yang melakukannya.
Karena ukuran unitnya kecil, berukuran 18-35 m2, apartemen ini disebut microflat. Konsep ini sebenarnya sudah banyak ditemui di New York, San Fransisco, Hong Kong, dan Tokyo. Kota-kota itu mengaplikasikan unit sekecil itu karena mengalami masalah kekurangan rumah. Jika microflat di kota-kota tersebut dijual, apartemen yang dibangun di Oldham, Manchester ini hanya dapat disewa.
Setiap unitnya memiliki dapur yang disiapkan di salah satu sudut ruangan, meja makan untuk dua orang, meja belajar/kerja, lemari buil-in dan tempat tidur yang bisa dilipat ke dinding. Sedangkan kamar mandinya yang kecil hanya dapat diisi shower dan toilet.
Meski ukurannya kecil, namun interior apartemen ini dibuat premium dan tetap mewah. Semua perabotannya diimpor dari Italia. Tarif sewanya diperkirakan sebesar 400-550 poundsterling per bulan atau setara dengan Rp. 8,2 juta – 11 juta per bulan. Dengan tariff tersebut, penyewa dapat menikmati fasilitas teras di bagian atap, gym, tempat makan bersama dan layanan 24 jam. Aaron Ngan, Operations Manager G-Suite, mengakui bahwa pihaknya belum tahu pasti apakah pasar akan menyambut proyek ini dengan baik atau tidak. “Kami hanya dapat memberikan yang terbaik,” ujarnya.
Fasilitas hunian untuk pelajar ini semakin menggiurkan bagi para pengembang. Karena 95 persen mahasiswa yang telah menyelesaikan tahun pertama kuliah lebih memilih untuk menyewa rumah sendiri. Dengan sudah dibukanya jaringan tram ke Manchester tahun lalu, Ngan yakin para mahasiswa dan profesional tidak akan keberatan untuk pulang-pergi dari apartemen ke kampus atau kantor, karena waktu tempuh tram tersebut hanya 20 menit. Terlebih lagi, lokasi apartemen ini hanya berjarak lima menit dari halte tram, di tepi jalan besar yang dipenuhi aneka bar dan restoran cepat saji.
Kota kecil
Sebenarnya, Oldham sendiri merupakan sebuah kota tua kecil dengan jumlah penduduk sebanyak 225.000 jiwa yang seperlimanya muslim. Dulu, kota ini sempat menjadi kota yang ramai, tapi akhirnya menyepi karena aktivitas industri tekstil menyurut pada era 1960-1970an.
Berdasarkan data badan pertanahan kota Oldham, harga rumah kota kecil ini hanya setengah dari harga rata-rata nasional, yaitu hanya 82.000 poundsterling. Harga itupun sudah masuk akal jika dibandingkan ketika krisis melanda di tahun 2008. Selain beberapa fasilitas umum di pusat kota, Oldham hanya memiliki satu kampus universitas dan satu bioskop lokal yang bagus, the Coliseum.
Menurut Jim McMahon, pemimpin perwakilan buruh lokal, pembangunan apartemen itu akan membuat pusat kota lebih “hidup” dan akan menjadi pusat aktivitas mahasiswa yang harganya pasti lebih terjangkau jika dibandingkan dengan yang ada di kota Manchester. Namun Ian Hill, agen real estat Ryder & Dutton, memiliki pendapat yang berbeda, bahkan ia meragukan kemampuan mahasiswa untuk membayar sewa dan service charge-nya. “Dengan tarif sebesar itu, anda pasti akan lebih memilih untuk menyewa rumah yang ada,” ujarnya.
Sementara pro-kontra tetap berlangsung, sebagian besar unit-unit apartemen itu ternyata sudah “diborong” investor asal Hong Kong dan Tiongkok. Apalagi motivasinya jika bukan untuk meraup keuntungan sewa?
Sumber: Financial Times
Usu inani perfecto quaestio in, id usu paulo eruditi salutandi. In eros prompta dolores nec, ut pro causae conclusionemque. In pro elit mundi dicunt. No odio diam interpretaris pri.