Dollar Naik Tak Pengaruhi Pengembang Indonesia
Ilustrasi
Tingginya nilai Dollar AS terhadap Rupiah tak dapat membuat para pengembang Indonesia menyerah. Para pengembang Indonesia memiliki kemampuan dan daya tahan dalam menanggulangi krisis. Bahkan krisis multidimensi sekalipun yang pernah terjadi pada tahun 1997/1998 dan krisis finansial global yang terjadi di tahun 2008.
Panangian Simanungkalit, Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI), menjelaskan bahwa mental para pengembang Indonesia telah terbiasa dengan ketidakstabilan nilai tukar rupiah. Hal ini sangat jelas dan telah dibuktikan pada saat krisis tahun 1997/1998.
Panangian mengatakan pada Kompas, Senin (9/3/2015) bahwa mental para pengembang Indonesia itu sudah kuat dan mereka cukup tahan banting, hal ini terbukti bahwa mereka mampu bertahan meski dalam keadaan krisis. Para pengembang Indonesia pernah mengalami keterpurukan di tahun 1998.
Menurut Panangian, saat ini para pengembang Indonesia tidak akan terlalu bermain di harga properti akibat adanya depresiasi nilai tukar Rupiah yang pada saat ini ke level Rp 13.000 untuk per satu Dollar AS. Para pengembang justru lebih memikirkan strategi bagaimana agar mereka mampu dapat tetap bertahan pada bisnis properti.
Melemahnya nilai tukar Rupiah tidak akan terlalu berpengaruh. Untuk menaikkan harga sangat sulit karena gairah kelas menengah dalam pembelian properti sedang turun. Para pengembang justru lebih memikirkan strategi bagaimana agar bisnis mereka tetap berlanjut. Sehingga ada pengurangan keuntungan sedikit namun hal itu tidaklah menjadi suatu masalah, ujar Panangian.
Oleh karena itu, Panangian berharap Rupiah akan kembali menguat. Karena jika kondisi tersebut bertahan hingga semester kedua di tahun 2015, maka harga properti akan terus melonjak secara perlahan.
Panangian juga mengungkapkan bahwa pemerintah menjanjikan pada semester kedua di tahun 2015 nilai tukar Rupiah akan kembali normal. Sebab akan sangat berbahaya bagi bisnis properti jika nilai tukar rupiah terus melemah. Dalam hal ini di harapkan agar pemerintah dapat bekerja sama dengan BI demi untuk menstabilkan kembali nilai tukar rupiah.
Sumber : Kompas
Usu inani perfecto quaestio in, id usu paulo eruditi salutandi. In eros prompta dolores nec, ut pro causae conclusionemque. In pro elit mundi dicunt. No odio diam interpretaris pri.