Proyek Sinar Mas Land di 2014
Salah satu pengembang properti terbesar di Indonesia, Sinar Mas Land menargetkan sejumlah proyek baru dan proyek pengambangan di 2014. Saat ini total lahan yang dimiliki oleh BSD tercatat 6.000 hektare (ha). Salah satu proyek besar yang ditargetkan untuk selesai tahun ini adalah Indonesia International Expo & Convention Center (IIECC) di BSD City. Proyek di atas lahan seluas 220.000 meter persegi ini ditargetkan untuk mulai beroperasi pada Q3 (Quartal ke tiga) tahun ini. Proyek ini merupakan hasil kerjasama Sinar Mas Land, Kompas Gramedia, dan Dyandra dalam menangkap peluang bisnis MICE (Meetings, Incentives, Convention and Exhibitions) di Indonesia.
Menurut Ishak Chandra, Managing Director Corporate Strategi & Service Sinar Mas Land , tercatat ada beberapa proyek yang akan digarap oleh Sinar Mas land diantaranya yaitu pengembangan AEON Mall BSD City. Mal ini dijadwalkan akan beroperasi pada awal tahun 2015. Selain itu juga terdapat proyek perusahaan ritel dari Court Megastore, apartemen Casa de Parco, Saveria Apartment, serta Foresta Business Loft. Selain itu, proyek prestisius yang akan digarap Sinar Mas adalah Hong Kong Land.
"Hong Kong land ini merupakan proyek kerjasama yang berlokasi di BSDCity, yang merupakan salah satu transaksi terbesar dan penyumbang marketing sales terbesar kita di tahun 2013. Mereka beli lahan kita seluas 68 hektar (Ha). Harga yang kita patok adalah Rp12 hingga Rp13 juta per meter perseginya," kata Hermawan Wijaya, Direktur dan Sekretaris BSD pada wartawan, Senin (10/3/2014).
Dia menyebut, di kawasan ini akan dibangun beberapa proyek yang akan dilaksanakan dalam beberapa tahap. Untuk tahap pertama, menurut Hermawan disana akan dibangun kawasan residensial.
"Permintaan untuk komersial saat ini jauh meningkat di BSD City. Hal ini terjadi karena meningkatnya jumlah populasi. Selain itu karena proyek ini menyasar kalangan atas, jadi mereka jual nantinya sekitar Rp15 juta ke atas per meter perseginya," tambahnya.
Sementara itu, untuk sejumlah proyek lainnya Hermawan mengaku menargetkan kota-kota yang pertumbuhan propertinya dinilai baik. Ini membenarkan rumor yang mengatakan Sinar Mas Land akan merambah ke kawasan Indonesia Timur.
"Indikatornya yaitu adanya pertumbuhan populasi, kemampuan daya beli, dan perkembangan properti kota tersebut 5-10 tahun ini. Sejauh ini kita menilai kota dengan pertumbuhan yang baik yaitu hanya kota di pulau Jawa dan Bali. Kalau untuk luar pulau Jawa yaitu Makassar, Balikpapan, Samarinda, Manado. Kalau untuk pulau Sumatra yaitu di Medan, Palembang, dan Pekanbaru," ujarnya
"Balikpapan dan Samarinda sudah masuk, Palembang sudah masuk, tapi belum kami luncurkan," ujar Ishak.
Pada kesempatan sama, Hermawan, juga sempat mengungkapkan bahwa proyek Gran City di Balikpapan akan mulai dipasarkan tahun ini. Target penjualannya sudah dipatok senilai Rp150 miliar pada tahun pertama.
Gran City pun akan menjadi kontributor segmen residensial terbesar keempat setelah BSD City, Kota Wisata, dan Grand Wisata di Bekasi. Panji Himawan, Head of Corporate Communication Sinar Mas Land mengkonfirmasi, Maret ini Gran City di Balikpapan akan resmi diluncurkan.
Sinarmas Garap Banyak Proyek Properti Komersial
Dalam pemaparannya, Ishak Chandra, Managing Director Corporate Strategy & Services Sinar Mas Land menuturkan, dari semua sub sektor properti, hanya sektor ritel yang berkembang cukup baik tahun ini.
“Sektor selain ritel, pertumbuhannya lambat,” kata Ishak , Senin (10/3) kemarin.
"Bukan hanya situasi ekonomi yang membuat kami sedikit memperlambat penjualan residensial, tapi itu bagian dari strategi kami. Kami ingin mempercepat pembangunan proyek komersial di 20 kota. Dengan membangun komersial lebih dahulu, basis ekonomi di kota itu sudah ada, yang lain akan mengikuti. Jadi, strategi kami ke depan, lebih mendorong pembangunan komersial," ujarnya.
Selain itu, imbuh Ishak, properti residensial Sinar Mas Land pasti akan laku kendati penjualannya tidak di-push.
“Kalau kami jual rumah, pasti akan ada yang ‘makan,’” katanya.
Perlu diketahui, proyek-proyek baru yang tengah digarap Sinarmas Land pada 2014 ini umumnya berbentuk properti komersial, seperti de Breeze, pengembangan properti retailer besar Courts, Casa de Parco, Apartemen Saveria, Foresta Bussiness Loft, bahkan pengambilalihan Epicentrum Walk seluas 5,5 hektar di Rasuna Epicentrum, Kuningan, Jakarta.
"Itu salah satu strategi kami. Jadi kami memang ingin mendorong pembangunan komersial itu lebih dulu sehingga kami ada basis ekonomi. Kedua, penjualan residensial kami tidak perlu didorong. Akan lari sendiri. Kami berusaha untuk memilah, terutama dalam kondisi ekonomi sekarang," tambah Ishak.
Sekarang ini, menurut Ishak, properti adalah sarana investasi, bukan hanya untuk tempat tinggal. Porsi investor dan pengguna akhir tidak bisa dikurangi. Investor akan menahan diri dalam kondisi seperti sekarang. Meski permintaan residensial pasti tetap ada, namun investor akan menunggu hingga kondisinya tepat untuk membeli properti. Wait and see menjadi istilah yang dipilih Ishak dalam menggambarkan kecenderungan para investor. Lantas, adakah strategi lain Sinar Mas Land menyangkut sektor residensial?
"Kami melihat kebutuhan investor. Berusaha memperkecil (ukuran properti), dan harga jadi lebih murah. Jadi, mereka bisa tetap berinvestasi di BSD," ujar Ishak.
Sinarmas Land akan memperkecil ukuran tiap unit. Harganya pun menjadi lebih murah. Contohnya, properti yang baru diluncurkan di BSD kini harganya hanya sekitar Rp 1,3 miliar sampai Rp 1,5 miliar per unit.
"Selain memperkecil ukuran properti, skema pembayaran pun dipermudah dan dibuat lebih menarik. Intinya tidak memberatkan konsumen," tandas Ishak.
“Di saat seperti ini, biasanya investor akan slowing down, sementara konsumen (end-user) akan tetap membeli rumah, karena memang kebutuhan,” pungkasnya.
Sumber : Kompas, Rumahku, Rumah, Okezone
Usu inani perfecto quaestio in, id usu paulo eruditi salutandi. In eros prompta dolores nec, ut pro causae conclusionemque. In pro elit mundi dicunt. No odio diam interpretaris pri.